Trump Usul Ganti Nama NFL: Ironi ‘Soccer’ vs ‘Football’ Jelang 2026

Trump Usul Ganti Nama NFL: Ironi ‘Soccer’ vs ‘Football’ Jelang 2026
Donald Trump, mendapat penghargaan trofi perdamaian dari FIFA atau FIFA Peace Prize di tengah-tengah acara undian Piala Dunia 2026. (FIFA)

Donald Trump gegerkan publik AS dengan usulan mengganti nama NFLdemi Piala Dunia 2026. Simak analisis mendalam benturan budaya olahraga dan hegemoni ‘soccer’ vs ‘american football’.

INDONESIAONLINE – Sebuah ironi linguistik dan kultural terjadi di jantung ibu kota Amerika Serikat, Jumat (5/12/2025). Presiden Donald Trump, sosok yang kerap diasosiasikan dengan nasionalisme Amerika yang kental, justru melontarkan gagasan yang menohok salah satu institusi paling sakral di negeri itu: National Football League (NFL).

Dalam momen pengundian (drawing) Piala Dunia 2026, Trump tidak berbicara tentang proteksi budaya, melainkan menyarankan perubahan nama American Football. Alasannya terdengar sederhana namun fundamental: logika permainan.

“Kita memiliki sedikit konflik dengan hal lain yang disebut (American) football,” ujar Trump di hadapan delegasi FIFA, dikutip dari AFP. “Sungguh tidak masuk akal jika dipikir-pikir.”

Trump menekankan bahwa sepak bola (yang selama ini disebut soccer oleh warga AS) adalah satu-satunya “football” yang sejati karena dimainkan dengan kaki dan bola bundar. Sementara olahraga yang digawangi Patrick Mahomes dkk., menurutnya, lebih dominan menggunakan tangan.

Benturan Budaya dan Data Statistik

Pernyataan Trump ini menjadi menarik jika dibedah melalui kacamata sosiologi olahraga dan data ekonomi. Selama puluhan tahun, AS bersikeras menggunakan istilah soccer (berasal dari association football) untuk membedakannya dari gridiron football atau American Football.

Usulan Trump untuk mengubah nama liga NFL—kompetisi olahraga paling menguntungkan di dunia—mencerminkan pergeseran pragmatisme AS menjelang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Meksiko dan Kanada.

Berdasarkan data Nielsen dan FIFA, disparitas audiens memang mencolok, meski NFL adalah raja di tanah Amerika:

  1. Jangkauan Penonton: Super Bowl LVIII (2024) mencatat rekor penonton AS sekitar 123,4 juta orang. Namun, angka ini kerdil jika dibandingkan dengan Final Piala Dunia 2022 di Qatar yang disaksikan oleh 1,5 miliar pasang mata di seluruh dunia.

  2. Skala Event: Presiden FIFA Gianni Infantino, dalam acara yang sama, menegaskan skala turnamen ini. “Piala Dunia 2026 akan setara dengan 104 Super Bowl,” klaim Infantino. Angka “104” ini merujuk pada total akumulasi penonton, durasi tayang, dan dampak ekonomi global dari 104 pertandingan yang akan digelar dalam format baru Piala Dunia (48 tim).

Diplomasi Bola Trump

Perubahan sikap Trump ini juga dapat dibaca sebagai manuver diplomasi lunak (soft power). Trump, yang baru saja menerima penghargaan dari FIFA, tampaknya menyadari bahwa pada musim panas 2026, AS tidak bisa lagi mengisolasi diri dengan definisi olahraganya sendiri.

Hubungan Trump dengan NFL sendiri memiliki sejarah yang pasang surut. Pada masa jabatan sebelumnya, ia vokal mengkritik pemain NFL yang melakukan aksi berlutut saat lagu kebangsaan. Kini, dengan merangkul “sepak bola global”, Trump menempatkan dirinya di sisi mayoritas populasi dunia.

“Sebagai penggemar olahraga menyeluruh, Trump telah mengembangkan kecintaan khusus pada sepak bola yang terus tumbuh,” tulis laporan tersebut.

Realita di Lapangan

Meski usulan mengganti nama NFL terdengar mustahil mengingat besarnya merek dagang dan sejarah liga tersebut, pernyataan Trump menandai era baru penerimaan sepak bola di Amerika Serikat.

Data dari Gallup menunjukkan bahwa popularitas sepak bola (soccer) di kalangan warga Amerika berusia 18-29 tahun telah menyaingi bola basket dan baseball. Piala Dunia 2026 diprediksi akan menjadi katalis terakhir yang mengubah peta olahraga di Amerika Utara, di mana istilah football mungkin tidak lagi dimonopoli oleh helm dan pelindung bahu, melainkan berbagi panggung dengan bola bundar yang dicintai seluruh dunia.

Bagi Trump, ini bukan sekadar semantik kata. Ini adalah tentang memastikan Amerika Serikat menjadi pusat dari “football” yang sebenarnya—setidaknya selama musim panas 2026.