Agama  

Sering Marah-Marah, Baca Doa Ini setelah Salat Subuh

Sering Marah-Marah, Baca Doa Ini setelah Salat Subuh

Sering Marah-Marah, Baca Doa Ini setelah Salat Subuh
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

INDONESIAONLINE – Marah merupakan luapan emosi atau perasaan jiwa yang biasanya diekspresikan dengan kata-kata kasar ataupun perbuatan buruk lainnya. Setiap manusia tentu pernah meluapkan marahnya dengan berbagai ekspresi. 

Marah atau juga rasa cinta dan rindu adalah karakter dasar manusia. Namun jika sering marah-marah disertai sikap buruk dan ucapan kasar, itu sangat dilarang dalam syariat Islam. 

Oleh sebab itu umat muslim diingatkan agar menjauhi sifat marah. Dari Urwah As-Sa’di, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudu.” (HR Ahmad dan Abu Daud)

Berikut doa untuk menghilangkan marah.

مما كان يوصي به سيدي خليفة السلف الحبيب عبدالقادر بن أحمد السقاف
– رحمه الله تعالى – المواظبة على العمل بالحديث الوارد في الجامع الصغير للسيوطي:
مما روته السيدة عائشة عن النبي ﷺ أنه أمرها بالاتيان بهذا الذكر بعد صلاة الصبح ( اللهم أذهب غيظ قلبي وأجرني من مضلات الفتن ) سبع مرات ومن فوائدها ذهاب الحدة في الانسان.
وينبغي تعليمها للأهل والأوﻻد والله أعلم.

Doa di atas adalah wasiat dari Almuhaddasiat dari dua ulama besar dan wali Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki Makkah dan Imam Alqutub Habib Abdul Qodir Assegaf. Doa tersebut sangat baik dibaca untuk menghilangkan sifat amarah dari hati kita. 

Faedah dari doa ini juga untuk menyelamatkan seseorang dari berbagai fitnah. Sementara dari Imam Jalaaluddiin Assuyuuthi dalam Kitabnya Aljaami Asshoghiir menukil dari Ummul Mu’miniin Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha “Bahwasanya Rasulullah SAW memerintahkan kepadanya agar membaca doa di bawah setelah salat subuh 7 kali:

اللهم أذهب غيظ قلبى وأجرنى من مضلات الفتن

“Allahumma Adzhib Ghoidzo Qolbii wa Ajirnii min Mudlillaatil Fitan.”

Artinya:
“Yaa Allah, hilangkanlan sifat kemarahan hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah-fitnah yang menyesatkan.”



Desi Kris