INDONESIAONLINE – Abdullah bin Abbas, sahabat Nabi Muhammad SAW, dikenal sebagai sosok cemerlang yang memiliki kecerdasan luar biasa. Gelar “al-Bahru” atau “Sang Lautan” disematkan kepadanya karena luasnya ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Kecerdasannya diakui luas, bahkan hingga mencapai puncak kehebatan yang sulit ditandingi.
Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak mencatat bahwa Abdullah bin Abbas pernah menyaksikan malaikat Jibril berada di sisi Nabi SAW sebanyak dua kali. Kejadian langka ini mengukuhkan keistimewaan yang dimilikinya.
Ubaidillah ibn Abdullah ibn Utbah, seorang sahabat yang mengenal Abdullah bin Abbas, menggambarkannya sebagai sosok dengan keunggulan yang luar biasa. Dalam banyak bidang, ia selalu melampaui orang lain, khususnya dalam pemahaman ilmu pengetahuan.
Akan tetapi, kehebatannya tidak membuatnya sombong. Abdullah bin Abbas tetap bersikap rendah hati, alim, santun, dan lemah lembut.
Dalam bidang hadis, ia dikenal sebagai ahli yang tak tertandingi. Bahkan, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan pun tak mampu menyamai pemahamannya. Keunggulannya juga terlihat dalam bidang syariat, bahasa Arab, tafsir Al-Qur’an, ilmu hisab, dan faraid.
Ketika ditanya tentang posisi keilmuannya dibandingkan dengan ilmu Ali bin Abi Thalib, ia menjawab dengan bijaksana, “(Ilmuku dibanding ilmu Ali) Bagaikan tetes air hujan yang jatuh ke samudra.”
Kehebatan Abdullah bin Abbas diakui oleh banyak orang, termasuk Umar bin Khattab yang menjulukinya “Fata al-Kuhl”. Ia juga dikenal sebagai “Habrul Ummah wa Tarjuman Al-Quran”, yang berarti tinta umat dan penerjemah Al-Qur’an.
Abdullah bin Abbas wafat pada usia 70 tahun. Sebelum meninggal, ia mengalami kebutaan. Namun, ia tetap teguh dalam keyakinannya.
“Jika Allah mengambil cahaya-Nya dari kedua mataku, maka sesungguhnya pada lisan dan hatiku masih ada cahaya. Hatiku cerdas dan pandai berpikir serta bersih dari tipu daya. Mulutku pun tajam bagaikan pedang.”
Kisah hidup Abdullah bin Abbas menjadi inspirasi bagi umat Islam. Ia membuktikan bahwa kecerdasan dan kehebatan harus diiringi dengan akhlak mulia dan sikap rendah hati. Kehidupannya menjadi teladan bagi generasi mendatang untuk terus menuntut ilmu dan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan (as/dnv).