INDONESIAONLINE – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menyatakan siap mendukung arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk memajukan industri kelapa berkelanjutan dan mewujudkan ekonomi hijau, termasuk dalam hal hilirisasi.
Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono di sela Konferensi dan Pameran Kelapa Internasional (Cocotech) Ke-51 Tahun 2024 di Ballroom Hotel Westin, Surabaya, Senin (22/7/2024). Terlebih, Jatim juga merupakan salah satu daerah penghasil kelapa.
Ia menyebut, areal perkebunan kelapa di Jatim mencapai 201.923 hektare dengan jumlah produksi kelapa per tahun 2023 sebanyak 228.831 ton. Penghasil kelapa terbanyak di Jatim adalah Kabupaten Sumenep berjumlah dengan produksi 43.370 ton.
Ke depan, Adhy berkomitmen akan terus meningkatkan pengembangan industri kelapa di Jatim melalui sinergi dengan berbagai kelompok.“Kami akan terus memperkenalkan, memperluas jejaring dan mencari peluang baru untuk pengembangan industri kelapa di Indonesia,” tuturnya.
Menurut dia, sektor kelapa yang berkelanjutan dibarengi kemajuan teknologi serta solusi energi terbarukan berbasis kelapa diyakini mampu mengatasi perubahan iklim global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Karena itu, dia menekankan pentingnya Cocotech Ke-51.
“Konferensi ini dihadiri 400 peserta terdiri atas delegasi negara anggota dan non-anggota ICC, serta pakar komoditas kelapa dari seluruh dunia untuk menyoroti isu-isu global yang berdampak pada industri kelapa dunia serta mendorong terwujudnya ekonomi hijau komoditas kelapa,” jelas Adhy.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk kelapa untuk mendukung industri dan menciptakan lapangan kerja. Menurut Jokowi, komoditas kelapa bahkan limbahnya saja bisa dimanfaatkan.
“Riset merupakan hal yang sangat penting dalam hal ini. Kemudian memanfaatkan teknologi hilirisasi dalam rangka ke sana. Saya banyak melihat limbah kelapa sekarang menjadi bioenergi, ini penting saya kira ke depan ini terus bisa dikembangkan. Kemudian kepala juga bisa jadi bioavtur,” ucap Jokowi.
Ia menegaskan, Indonesia memiliki potensi besar ekonomi hijau, terutama dalam industri kelapa. Dikatakannya, ke depan, ekonomi hijau merupakan peluang, mengingat Indonesia punya beragam komoditas andalan.
“Baik itu yang berkaitan dengan cokelat, bakau, vanili, kopi, lada, cengkeh dan yang lain-lainnya. Dan yang terutama yang memiliki potensi besar adalah kelapa, kita memiliki luas lahan 3,8 juta untuk kelapa dengan produksi 2,8 juta ton per tahun, ini sangat besar,” ujar Presiden.
Lebih lanjut, Jokowi juga menyoroti ekspor kelapa Indonesia yang mencapai USD1,55 miliar berdasarkan data yang ada. Menurut presiden, dua provinsi sebagai produsen kelapa terbesar di Indonesia yakni Provinsi Sulawesi Utara dan Riau.
“Ini juga sebuah angka yang sangat besar dan bisa ditingkatkan lagi kalau kita serius kita mau menyeriusi urusan yang berkaitan dengan kelapa,” ungkapnya. (mca/hel)