Aktivitas Sederhana dan Mudah Ini Bisa Cegah Pikun

Aktivitas Sederhana dan Mudah Ini Bisa Cegah Pikun
Kebiasaan membaca bakal mencegah seseorang dari kepikunan. (foto: istock)

INDONESIAONLINE – Pikun atau demensia sering  dianggap sebagai hal wajar seiring pertambahan usia. Tapi ternyata, ada kebiasaan sederhana yang bisa membantu mencegahnya sejak dini.

Hal tersebut diungkap langsung oleh dokter spesialis penyakit dalam dr Decsa Medika Hertanto SpPD yang membagikan pengalamannya saat menangani pasien lansia yang tetap sehat secara kognitif meski usianya sudah hampir seabad.

Dalam sesi praktiknya, dr Decsa bertemu dengan seorang pasien berusia 91 tahun yang kondisinya sangat mengagumkan. “Tadi saya bertemu pasien usianya 91 tahun. Ingatan, perilaku, dan pengetahuannya masih jos banget!” kata dr Decsa dalam unggahan Instagram-nya, @dokterdecsa, Selasa (15/4/2025).

Penasaran dengan rahasia sang kakek, dr Decsa pun menggali lebih dalam. Ternyata, sejak usia 20-an tahun, pasien mengaku sudah rutin membaca buku. Bukan buku jenis tertentu, melainkan buku apa saja yang berisi pengetahuan umum.

“Terus saya tanya, ‘Buku apa, Pak?’ Dia jawab, ‘Buku apa aja dok, yang penting ada pengetahuan umumnya.’ Saya orangnya nggak gampang percaya, jadi saya langsung cari-cari penelitiannya,” ungkap dr Decsa.

Dan benar saja, kebiasaan membaca memang terbukti secara ilmiah dapat menjaga fungsi otak dan mencegah risiko demensia. Sejumlah studi mendukung bahwa membaca bisa meningkatkan konektivitas otak, memperluas kosa kata, mempertajam ingatan, dan bahkan memperlambat penurunan fungsi kognitif.

Misalnya studi dari Cambridge University tahun 2020 yang berjudul “Aktivitas Membaca Mencegah Penurunan Fungsi Kognitif Jangka Panjang pada Orang Lanjut Usia: Bukti dari Studi Longitudinal selama 14 Tahun“. Dari hasil penelitian tersebut, menurut dr Decsa, membaca buku minimal satu jam sekali dalam seminggu sudah bisa memberikan dampak positif bagi kesehatan otak.

Aktivitas membaca bukan hanya membuat seseorang menjadi lebih pintar, tetapi juga membantu otak tetap aktif dan terstimulasi. “Selain bikin pintar, baca buku minimal 1 jam, minimal 1 kali seminggu bisa mencegah kepikunan,” tulisnya.

Namun, dr Decsa juga mengakui bahwa membaca buku bukanlah kebiasaan yang mudah dilakukan semua orang, termasuk dirinya sendiri. Ia bahkan mengaku dulu tidak suka membaca buku karena mudah mengantuk. Tapi kisah pasiennya itu menjadi titik balik.

“FYI, saya nggak suka baca buku, suka ngantuk. Tapi setelah mendengar cerita pasien saya ini, rasanya kayak ditampar banget. Ternyata asyik juga membaca buku,” ujarnya.

Di era digital seperti sekarang, kebiasaan scrolling media sosial di HP tanpa tujuan sering jadi pengisi waktu luang. Padahal, kebiasaan ini tidak banyak memberi stimulasi yang berarti bagi otak.

“Yuk sama-sama mulai baca buku. Terserah buku pengembangan diri, kesehatan, novel, atau apa pun. Intinya jangan scrolling HP terus,” pesan dr Decsa.

Beberapa penelitian memang mendukung pernyataan dr Decsa. Salah satunya adalah studi yang diterbitkan dalam Neurology Journal, yang menunjukkan bahwa aktivitas membaca secara rutin berkorelasi dengan penurunan lebih lambat dalam kemampuan kognitif pada lansia.

Penelitian lain dari Rush University Medical Center juga menyimpulkan bahwa mereka yang terlibat dalam aktivitas mental seperti membaca, menulis, atau bermain permainan otak memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengalami gangguan ingatan.

Mencegah pikun ternyata tidak harus dengan hal yang rumit. Membaca buku, yang bisa dimulai sejak muda, terbukti bisa memberikan perlindungan jangka panjang terhadap fungsi otak. Jadi, mulai sekarang, sisihkan waktu untuk membaca. Entah itu novel, buku sains, pengembangan diri, atau artikel kesehatan. Yang penting, otak tetap aktif dan terlatih. (mt/hel)