INDONESIAONLINE – Analisis Bibliometrik Perkembangan Penelitian Bidang Ilmu Sosial menjadi topik dalam webinar Program Pascasarjana Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama). Webinar nasional ini diikuti oleh lebih dari 130 peserta dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri, antara lain Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Diponegoro (Undip) dan beberapa perguruan tinggi lainnya.

Direktur Direktorat Pascasarjana, Dr I Wayan Legawa, MSi menyampaikan materi dalam webinar ini sangat menarik. Sebab, terkait penelitian sosial, khususnya yang menggunakan data kuantitatif dalam statistik, sangat jarang.

“Oleh karena itu, ini menjadi tema yang menarik untuk dikaji. Umumnya IPS jarang menggunakan data kuantitatif, terutama data statistik,” jelasnya.

Mengenai Bibliometrik, jelasnya, merupakan alat komunikasi ilmiah yang digunakan untuk mengukur kualitas dan mutu suatu publikasi ilmiah. Contoh publikasi ilmiah, seperti jurnal, buku, sumber kepustakaan lainnya yang biasanya dalam suatu penelitian ilmiah menggunakan data statistik.

I Wayan berharap kegiatan ini dapat memberikan informasi dan mampu menghasilkan karya yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, diharapkan terjalin kerjasama di bidang penelitian dari berbagai institusi pendidikan namun dengan disiplin ilmu yang sama.

“Alhamdulillah setelah kita melakukan diskusi ini, akan ada bentuk penelitian bersama atau kerjasama antara kita dengan bapak, ibu atau teman-teman. Dalam publikasi kami, kami tidak hanya melibatkan satu lembaga tetapi dalam lembaga yang berbeda tetapi dalam disiplin yang sama,” katanya.

Sementara itu, Dr. Mujiono MPd sebagai pemateri menjelaskan, analisis bibliometrik dapat menjadi metode penelitian alternatif yang dapat diterapkan di era pandemi. Dalam penelitian yang menggunakan data primer perlu terjun langsung ke lapangan.

Sementara itu, saat ini penerapan protokol kesehatan sangat ketat dan membatasi mobilitas. Ini tentu menjadi masalah. Oleh karena itu, bibliometrik merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk menulis karya dengan data sekunder.

“Melakukan penelitian di lapangan misalnya saya harus menggunakan data primer dan turun ke lapangan, sementara pandemi seperti ini sangat ketat terutama pada protokol kesehatan, alternatif yang muncul adalah bagaimana jika kita berdua bisa menulis artikel secara rutin. dengan data sekunder,” pungkasnya.