Angka Imunisasi Anak di Bangkalan Rendah, Ini Pemicunya

Angka Imunisasi Anak di Bangkalan Rendah, Ini Pemicunya

INDONESIAONLINE – Kesadaran untuk melakukan Imunisasi terhadap anak di Kabupaten Bangkalan hingga saat ini masih terbilang rendah.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan melalui, Kepala Seksi (Kasi) Surveilans dan Imunisasi, Siska Damayanti. Dia menyebutkan bahwa tingkat kesadaran untuk melakukan Imunisasi terbilang masih rendah.

Menurut data yang ada, cakupan imunisasi mengalami penurunan dalam kurun waktu tahun 2020 sampai 2021, yaitu cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tahun 2020 sebesar 69,7% dari target 92,9% dan tahun 2021 sebesar 50,8% dari target 93,6%.

Siska mengaku, rendahnya tingkat imunisasi itu dikarenakan in out-nya masyarakat Madura khususnya Bangkalan itu tinggi, alias banyak yang ada di daerah perantauan.

Sehingga, tidak bisa memenuhi target. “Kebanyakan, masyarakat Bangkalan itu datangnya hanya lahiran saja, setelah lahir berangkat lagi ke perantauan, makanya tingkat imunisasi di sini itu minimalis,” kata Siska saat dikonfirmasi, Selasa (9/8/2022).

Tahun ini Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) kembali dilakukan, sebab sebelumnya banyak posyandu yang tutup dikarenakan adanya Covid-19, sehingga kebanyakan masyarakat takut untuk melakukan Imunisasi terhadap anaknya.

Sebelum adanya Covid-19 target imunisasi terhadap anak berada di angka 70 persen, dari target 93 persen, hal itu terjadi kebanyakan takut melakukan Imunisasi, karena takut di covid kan.

Selain itu, Siska menjelaskan, untuk BIAN tahun ini akan diadakan lagi, dan akan ada dua kegiatan, pertama imunisasi kejar, dan yang kedua kampanye MR atau campak.

“Imunisasi kejar ini, kita akan melakukan Imunisasi yang sempat mangkrak karena adanya pandemi, jadi istilahnya kita akan bayar hutang imunisasi kepada anak di bawah umur 5 tahun yang seharusnya dilakukan,” kata dia.

Sedangkan untuk kampanye Measles Rubella (MR) atau campak ini, dia akan melakukan Imunisasi untuk membasmi campak terhadap anak.

“Jadi kampanye MR ini sifatnya bukan bayar hutang imunisasi, melainkan kita akan menghabiskan imunisasi terhadap bayi tanpa memandang status, semisal imunisasinya lengkap kita akan tetap imunisasi MR, guna untuk mengeliminasi campak pada bayi,” jelas dia.

Sekedar diketahui, berikut dua jenis kegiatan imunisasi yang akan dilakukan pada tahun ini:

1. Imunisasi kejar berupa pemberian satu atau lebih jenis imunisasi untuk melengkapi status imunisasi dasar maupun lanjutan bagi anak yang belum menerima dosis vaksin sesuai usia (OPV, IPV dan DPT-HB-HIB).
2. Imunisasi tambahan pemberian satu dosis imunisasi campak–rubella tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Tujuan dari kegiatan BIAN ini adalah untuk mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi, menghentikan transmisi virus campak dan rubella dan mendapatkan sertifikasi eliminasi campak – rubella tahun 2026 dari SEARO, mempertahankan Indonesia bebas polio tahun 2026 serta mengendalikan penyakit difteri dan pertusis.