Beranda

Asa Ruang Kelas Baru Jadi Arang: Misteri Kebakaran di Ponpes An-Nur 3 Malang

Asa Ruang Kelas Baru Jadi Arang: Misteri Kebakaran di Ponpes An-Nur 3 Malang
Api melahap habis proyek pembangunan gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur 3 yang terletak di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jumat (11/7/2025) malam (Ist)

Kebakaran hanguskan proyek gedung SMP Ponpes An-Nur 3 di Bululawang, Malang. Kerugian capai ratusan juta, penyebab masih misteri. Simak kronologi lengkap, data, dan dampaknya bagi dunia pendidikan pesantren.

INDONESIAONLINE – Harapan ribuan santri Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur 3 untuk memiliki ruang kelas baru sirna seketika. Api melahap habis proyek pembangunan gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jumat (11/7/2025) malam.

Insiden ini tidak hanya meninggalkan kerugian material yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, tetapi juga menunda mimpi pendidikan yang lebih baik dan memunculkan pertanyaan besar tentang keamanan di area konstruksi.

Peristiwa ini menjadi pukulan telak, mengingat peran vital pondok pesantren dalam sistem pendidikan nasional. Data Kementerian Agama (Kemenag) per tahun 2023 menunjukkan terdapat lebih dari 37.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia yang menjadi tumpuan pendidikan bagi jutaan anak bangsa. Hilangnya satu fasilitas, meski masih dalam pembangunan, adalah kehilangan bagi ekosistem pendidikan secara luas.

Kronologi Api Membakar Harapan

Petang yang seharusnya tenang di lingkungan pesantren berubah menjadi mencekam. Menurut data resmi dari Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Malang, percikan api pertama kali terdeteksi sekitar pukul 17.30 WIB. Sumber api berasal dari area proyek seluas 459 meter persegi yang sedang dalam tahap persiapan pengecoran lantai atas.

“Objek yang terbakar adalah material kayu bekisting, yaitu struktur penyangga sementara untuk pengecoran,” jelas Syaiful Anwar, Komandan Pleton (Danton) Seksi Penanggulangan Bidang Damkar Satpol PP Kabupaten Malang, saat dikonfirmasi pada Sabtu (12/7/2025).

Laporan darurat diterima oleh markas komando Damkar pada pukul 17.40 WIB. Tanpa menunggu lama, tim pertama langsung meluncur ke lokasi kejadian yang dengan cepat viral di berbagai platform media sosial, memperlihatkan kobaran api yang membumbung tinggi dengan latar belakang langit senja.

Kolaborasi Cepat Padamkan Si Jago Merah

Upaya pemadaman menjadi bukti kolaborasi solid berbagai pihak. Tiga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Rinciannya, dua unit berasal dari Mako Damkar Kabupaten Malang dan satu unit bantuan dari Pabrik Gula (PG) Krebet yang lokasinya tak jauh dari pesantren.

“Personel kami tiba di lokasi sekitar pukul 18.00 WIB dan langsung melakukan lokalisir api agar tidak merambat ke bangunan lain di area pesantren yang padat,” tambah Syaiful.

Selain petugas Damkar, puluhan personel gabungan dari kepolisian, TNI, serta para relawan lokal turut berjibaku membantu proses pemadaman. Setelah perjuangan selama kurang lebih tiga jam, api yang meluluhlantakkan seluruh struktur kayu tersebut akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 21.00 WIB.

Misteri Penyebab dan Potensi Kerugian

Hingga kini, tabir penyebab kebakaran masih menjadi misteri. Pihak Kepolisian Sektor Bululawang tengah melakukan penyelidikan mendalam di lokasi kejadian perkara (TKP). “Indikasi sumber api penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak kepolisian,” tegas Syaiful.

Meskipun belum ada kesimpulan resmi, kebakaran pada proyek konstruksi sering kali dipicu oleh beberapa faktor. Berdasarkan data dari Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Indonesia (A2K4-I), penyebab umum kebakaran di area proyek meliputi korsleting listrik dari instalasi sementara, percikan api dari aktivitas pengelasan, hingga kelalaian pekerja seperti membuang puntung rokok sembarangan.

Sementara itu, informasi yang beredar di pesan berantai menyebutkan kerugian material akibat insiden ini mencapai Rp 400 juta. Angka ini belum terkonfirmasi secara resmi, namun Syaiful membenarkan bahwa kerugiannya signifikan.

“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, itu yang paling utama. Untuk kepastian penyebab dan total kerugiannya, kita masih menunggu hasil investigasi dari kepolisian,” pungkasnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat keras akan pentingnya penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ketat di setiap proyek pembangunan, terutama yang berada di lingkungan vital seperti fasilitas pendidikan. Mimpi yang kini menjadi puing di Ponpes An-Nur 3 harus menjadi pelajaran berharga agar insiden serupa tidak terulang di masa depan (al/dnv).

Exit mobile version