Babak Baru Gunung Padang: Pemugaran Piramida Tertua di Dunia Resmi Dimulai

Babak Baru Gunung Padang: Pemugaran Piramida Tertua di Dunia Resmi Dimulai
Ilustrasi situs megalitikum Gunung Padang yang akhirnya rencana pemugarannya diresmikan pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan (deepai/io)

Pemerintah resmi memulai pemugaran Situs Gunung Padang. Dipimpin arkeolog Ali Akbar, proyek raksasa ini akan menguak misteri struktur yang diyakini lebih tua dari Piramida Giza dan tiga kali lebih besar dari Borobudur.

IDONESIAONLINE – Misteri yang menyelimuti Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, selangkah lebih dekat untuk terungkap. Pemerintah secara resmi memulai babak baru dalam sejarah arkeologi Indonesia dengan menandatangani Surat Keputusan (SK) untuk pemugaran salah satu situs purba paling kontroversial di dunia ini.

Proyek monumental ini dikukuhkan melalui SK yang ditandatangani oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, tentang “Pembentukan Tim Kajian dan Pemugaran Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional Gunung Padang”.

Tugas berat ini dipercayakan kepada tim ahli yang dipimpin oleh Dr. Ali Akbar, M.Hum., seorang arkeolog terkemuka dari Universitas Indonesia. Penunjukan Ali Akbar bukan tanpa alasan. Ia memiliki rekam jejak panjang dengan situs ini, salah satunya saat memimpin Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang sebelumnya dikenal sebagai Tim Katastropik Purba pada 2011-2014, yang menghasilkan temuan-temuan revolusioner.

“Ini adalah bentuk apresiasi dan kepercayaan besar dari pemerintah, sekaligus tanggung jawab yang sangat berat,” ujar Ali Akbar saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (15/8/2025).

Ia menegaskan bahwa proyek ini membutuhkan sinergi luar biasa dari berbagai pihak. “Tugas ini butuh waktu yang tidak sedikit. Karenanya, dalam pemugaran Situs Gunung Padang perlu komitmen kuat dari pemerintah, kerja keras dari para ahli, serta dukungan penuh dari masyarakat,” tambahnya.

Tantangan Skala Borobudur, Usia Melebihi Piramida Giza

Skala pemugaran Gunung Padang diprediksi akan menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah Indonesia. Ali Akbar membandingkannya dengan proyek restorasi Candi Borobudur yang memakan waktu satu dekade (1973-1983) dengan bantuan internasional dari UNESCO.

“Dengan semangat yang sama, semoga pemugaran Situs Gunung Padang dapat berjalan lancar,” harap Ali.

Dukungan data dari riset sebelumnya memperkuat urgensi pemugaran ini. Berdasarkan penelitian geolistrik, georadar, dan pengeboran, struktur di bawah permukaan Gunung Padang diperkirakan tiga kali lebih besar dari Candi Borobudur.

Lebih mencengangkan lagi, data penanggalan karbon (carbon dating) dari laboratorium Beta Analytic, Miami, Florida, menunjukkan usia lapisan tertua situs ini mencapai puluhan ribu tahun, dengan lapisan yang lebih muda berada di kisaran 5.900 SM.

Angka ini menempatkan Gunung Padang jauh lebih tua dari Piramida Giza di Mesir (sekitar 2.500 SM) dan Stonehenge di Inggris (sekitar 3.000 SM).

Metode Ilmiah Jadi Kunci Utama

Menyadari sorotan ilmuwan global terhadap Gunung Padang, Ali Akbar memastikan bahwa seluruh proses akan dijalankan dengan kaidah ilmiah yang ketat dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Situs Gunung Padang telah menyita banyak perhatian ilmuwan dari dalam dan luar negeri. Karena itu, kegiatan pemugaran akan memakai metode yang mengutamakan kajian mendalam agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, akademis, dan sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan,” tegasnya.

Tim yang dipimpinnya mendapat mandat penuh untuk melakukan kajian pemugaran, studi teknis, menyusun perencanaan strategis, hingga melaksanakan dan melaporkan seluruh hasil kerja secara transparan.

Pemugaran ini tidak hanya bertujuan untuk memulihkan fisik situs, tetapi juga untuk merekonstruksi sejarah, teknologi, dan peradaban yang membangunnya. Jika berhasil, proyek ini tidak hanya akan mengubah peta sejarah dunia, tetapi juga menjadi kebanggaan baru bagi bangsa Indonesia di kancah global.