Beranda

Banjir Tahunan Sumawe: Ribuan Jiwa Terdampak, Kerugian Miliaran

Banjir Tahunan Sumawe: Ribuan Jiwa Terdampak, Kerugian Miliaran
Bantuan logistik yang bakal didistribusikan oleh Pemkab Malang kepada korban terdampak banjir di Kecamatan Sumawe, Kabupaten Malang pada Minggu (21/9/2025). (jtn/io)

Bencana banjir tahunan melanda Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang. Ribuan jiwa terdampak, kerugian mencapai miliaran rupiah. Upaya penanganan dan bantuan logistik terus digencarkan.

INDONESIAONLINE – Siklus tahunan bencana banjir kembali menyapa Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang. Pada Minggu, 21 September 2025, Bupati Malang HM. Sanusi dijadwalkan meninjau langsung lokasi terdampak, menggarisbawahi urgensi penanganan masalah kronis ini yang setiap tahun merenggut ketenangan ribuan warga.

Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menunjukkan angka yang memprihatinkan: sedikitnya 2.228 jiwa dari 830 Kepala Keluarga (KK) di Desa Sitiarjo harus menghadapi genangan banjir dan material lumpur pasca-kejadian.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, merinci dampak tersebut yang terpusat di empat dusun utama Desa Sitiarjo.

“Rumah warga terdampak banjir dan lumpur sebagian sudah dibersihkan, namun untuk pengurasan sumur masih dalam proses,” terang Sadono, Minggu (21/9/2025).

Ia juga menambahkan bahwa Desa Kedungbanteng di kecamatan yang sama turut terdampak, namun masih dalam proses identifikasi lebih lanjut.

Dampak dan Angka di Balik Bencana

Rincian dampak banjir di Desa Sitiarjo menunjukkan skala yang signifikan, yakni Dusun Krajan Tengah: 705 Jiwa / 240 KK, Dusun Krajan Kulon: 411 Jiwa / 163 KK, Dusun Krajan Wetan: 648 Jiwa / 250 KK, dan Dusun Roworate: 464 Jiwa / 177 KK.

Total estimasi kerugian infrastruktur dan ekonomi akibat banjir di wilayah pesisir Jawa Timur, termasuk Malang, kerap mencapai miliaran rupiah per kejadian.

Studi dari Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB (2023) menyebutkan bahwa kerugian akibat bencana hidrometeorologi, yang didominasi banjir, dapat menghambat pertumbuhan ekonomi lokal hingga 0,5% per tahun di daerah rawan.

Di Malang, kasus banjir seperti di Sumawe bukan hanya merusak rumah, tetapi juga lahan pertanian dan fasilitas umum, memperlambat pemulihan ekonomi warga.

Respon Cepat, Bantuan Berkelanjutan

Meskipun banjir telah surut, pekerjaan pembersihan dan pemulihan masih terus dilakukan. Alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Provinsi dan Kabupaten Malang dikerahkan untuk mempercepat pembersihan material banjir.

Distribusi bantuan logistik dan penanganan warga terdampak melibatkan sinergi lintas sektor: BPBD, TNI-Polri, Pemerintah Desa Sitiarjo dan Kedungbanteng, Pemerintah Kecamatan Sumawe, PMI Kabupaten Malang, serta sejumlah relawan dan masyarakat setempat.

“Kegiatan distribusi kebutuhan logistik untuk masyarakat terdampak hingga pembersihan dampak kejadian dan pengurasan sumur terus dilanjutkan pada hari ini,” tegas Sadono.

Bupati Malang HM. Sanusi dijadwalkan menyerahkan sebagian bantuan logistik secara langsung, menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam respons bencana.

Menatap Masa Depan: Mitigasi dan Adaptasi

Kejadian banjir tahunan di Sumawe, yang merupakan salah satu dari 25 wilayah rawan banjir di Kabupaten Malang (BPBD Kabupaten Malang, 2024), ini memicu kembali pertanyaan tentang efektivitas mitigasi jangka panjang.

Laporan Kajian Risiko Bencana Kabupaten Malang (2022) mengindikasikan bahwa sebagian besar wilayah Sumawe memiliki indeks risiko banjir menengah hingga tinggi, dipicu oleh perubahan tata guna lahan di hulu dan sedimentasi sungai.

Diperlukan tidak hanya respons cepat, tetapi juga strategi adaptasi dan mitigasi yang komprehensif. Ini mencakup normalisasi sungai, reboisasi di daerah hulu, hingga edukasi masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana. Tanpa langkah proaktif, siklus tahunan ini akan terus membebani warga dan menguras sumber daya daerah.

Para warga terdampak terlihat mendatangi Kantor Desa Sitiarjo untuk menerima bantuan, sebuah pemandangan yang tak asing namun selalu menyisakan duka. Bupati Sanusi diharapkan tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga harapan dan rencana konkret untuk memutus mata rantai bencana berulang ini (al/dnv).

Exit mobile version