Belum Pulih seperti Sebelum Pandemi, Ekonomi Jatim Cuma Tumbuh 4,95 Persen

INDONESIAONLINE – Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (Jatim) tahun 2023 secara kumulatif (c-to-c) tercatat sebesar 4,95 persen. Angka ini menunjukkan tren melambat, jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun sebelumnya.

Padahal, sebelum adanya pandemi Covid-19, ekonomi Jatim tidak pernah tumbuh di bawah 5 persen. Pasca-pandemi, ekonomi Jatim mulai pulih hingga sempat kembali di atas 5 persen pada tahun 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, pada 2017 hingga 2019, ekonomi Jatim selalu tumbuh di atas 5 persen. Pertumbuhan di tahun 2017 mencapai 5,46 persen, tahun 2018 sebesar 5,47 persen, dan di 2019 sebesar 5,53 persen.

Data tersebut menunjukkan adanya tren laju pertumbuhan yang terus naik dari tahun ke tahun. Namun, pada 2020 ekonomi Jatim terkena dampak adanya pandemi Covid-19 sehingga terkontraksi alias minus 2,33 persen.

Setelah pandemi, di 2021 ekonomi Jatim mulai tumbuh 3,56 persen, dan langsung melompat sebesar 5,34 persen di tahun 2022. Kini, tren perlambatan mulai terjadi seiring angka pertumbuhan ekonomi Jatim yang kembali di bawah 5 persen, tepatnya 4,95 persen.

Data BPS Jatim menyebut, struktur PDRB Jatim menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan IV-2023 tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Perekonomian Jatim masih didominasi oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 30,54 persen.

Selanjutnya, Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh sebesar 18,91 persen. Lalu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 11,04 persen. Kemudian Konstruksi sebesar 8,92 persen.

Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jawa Timur mencapai 69,41 persen. Selebihnya, pertumbuhan juga terjadi pada seluruh lapangan usaha.

Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 23,70 persen. Kemudian, lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 13,29 persen, sedangkan lapangan usaha Jasa Lainnya tumbuh sebesar 9,25 persen.

Adapun menurut pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen PK-LNPRT (Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga) sebesar 10,30 persen. Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB tumbuh sebesar 0,54 persen.

Struktur PDRB Jawa Timur menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tahun 2023 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Jawa Timur masih didominasi oleh Komponen PK-RT (Komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga) yang mencakup lebih dari separuh PDRB Jawa Timur yaitu sebesar 60,79 persen.

Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 39,40 persen. Adapun perekonomian Jawa Timur tahun 2023 yang diukur PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.953,54 triliun, dan PDRB per kapita mencapai Rp 71,12 juta. (mca/hel)

Ekonomi JatimJatimpertumbuhan ekonomi