INDONESIAONLINE – Media sosial ramai menyoroti calon bupati Nganjuk nomor urut 2 Ita Triwibawati. Ita diperbincangkan publik setelah pernyataannya dalam debat calon kepala daerah menjadi viral.
Ucapannya yang dianggap janggal saat menguraikan program-program inovatif mendapat banyak sorotan netizen, yang mempertanyakan substansi serta logika programnya.
Pernyataan kontroversial Ita pertama diunggah oleh akun TikTok @mas_jb.01, yang memperlihatkan salah satu gagasan Ita untuk “membuat beras dari padi” serta “menciptakan bawang merah goreng dari bawang merah.” Dalam video yang beredar, Ita terlihat penuh semangat menjelaskan idenya tersebut.
“Dan yang ketiga, saya akan membuat produk baru seperti brambang, kita buat brambang goreng dan sebagainya. Padi akan buat menjadi beras. Saya kira itu,” ucap Ita dalam rekaman itu. Unggahan ini pun menuai banyak komentar lucu dari netizen, yang menilai pernyataannya itu justru adalah proses yang sudah umum diketahui masyarakat.
Tidak hanya berhenti di situ, Ita kembali menuai tanda tanya ketika menanggapi pertanyaan calon bupati nomor urut 3 mengenai kontribusi untuk menambah lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Nganjuk. Ita menyatakan bahwa dia akan “mengambil gaji pekerja” untuk ditambahkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Baik saya jawab, bahwa kontribusi yang nantinya bisa diberikan dari hasil tenaga kerja yang bekerja di perusahaan itu, yang nantinya bisa dimasukkan ke pendapatan daerah,” ungkapnya.
Pernyataan ini mengundang reaksi netizen yang bingung dan mempertanyakan implementasi dari rencana tersebut, terutama dalam hal relevansi antara gaji pekerja dan pendapatan daerah.
Sosok Ita Triwibawati di Balik Kontroversi
Setelah viralnya pernyataan tersebut, banyak yang penasaran dengan profil Ita Triwibawati. Ita lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 1 Januari 1970. Ia memiliki pengalaman panjang di bidang politik dan birokrasi, termasuk pernah menjabat sebagai sekretaris daerah Kabupaten Jombang sejak 2014.
Ita juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur 8 melalui Partai NasDem, meskipun gagal memperoleh kursi di Senayan.
Ita adalah istri mantan Bupati Nganjuk, Taufiqurrahman yang menjabat pada periode 2008-2012. Nama Ita pernah terseret dalam kontroversi ketika Taufiqurrahman terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK atas kasus korupsi terkait promosi, mutasi, dan pengelolaan ASN di Kabupaten Nganjuk. Meski demikian, hingga kini tidak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan langsung Ita dalam kasus tersebut.
Dalam pencalonannya sebagai bupati Nganjuk, Ita berpasangan dengan Zuli Rantauwati. Meskipun dukungan dari Partai Golkar yang semula ada di pihaknya kemudian beralih ke pasangan calon lain, Ita tetap berkomitmen memperjuangkan visinya untuk Nganjuk. Dia memiliki ambisi membawa perubahan melalui inovasi yang, menurutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan pengalaman panjang dalam birokrasi, Ita berusaha menawarkan program-program untuk menjawab tantangan di Nganjuk. Meski beberapa gagasan dan pernyataannya menuai kritik di media sosial, Ita Triwibawati kini terus berupaya meraih kepercayaan masyarakat dalam Pilbup Nganjuk 2024. (bn/hel)