INDONESIAONLINE – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menghadirkan layanan skrining kesehatan risiko stunting balita di rumah dinas wali kota Malang yang terbuka untuk masyarakat umum pada Minggu (12/2/2023). 

Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif mengatakan, skrining kesehatan risiko stunting balita merupakan Program Prioritas Nasional dan masuk dalam standar pelayanan minimal yang harus dicapai untuk melihat indikator kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dalam penanganan pencegahan stunting pada balita. 

Dari pantauan JatimTIMES.com, ratusan ibu hadir secara langsung ke rumah dinas wali kota Malang dengan menggendong anak balitanya untuk mengikuti skrining kesehatan risiko stunting balita. 

Silih berganti, para balita didampingi ibunya mengikuti tahapan skrining kesehatan risiko stunting balita. Mulai dari registrasi, kemudian diukur lingkar kepala, diukur lingkar tangan, dicek berat badan, serta dilakukan pengecekan tinggi badan balita. 

Menurut Husnul, dalam tahapan skrining kesehatan risiko stunting balita, akan dilakukan pemeriksaan kesehatan sesuai tahapan yang ada. Kemudian ketika dilakukan pengecekan, salah satunya tinggi badan, telah disediakan dokter spesialis anak. 

Baca Juga  Canangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional, Begini Pesan Bupati Gresik

“Jadi, ketika tinggi badan tidak sesuai dengan umur, kamk siapkan dokter anak di sini sehingga dikonsultaiskan kepada dokter anak, ada penyakitnya nggak yang menentukan nanti bahwa dia ini benar-benar stunting atau bukan,” ujar Husnul. 

Pengukuran balita.

Husnul mengatakan, per Desember 2022, angka stunting di Kota Malang sebesar 9,08 persen. Angka tersebut jauh dari indikator minimal angka stunting di Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang berkisar di angka 13 sampai 14 persen. 

“Kita maksimalkan, ini kan 9,08 persen per Desemner 2022. Paling nggak bisa turun dua digit bisa di angka 6 atau 7 persen, target di  Agustus itu,” terang Husnul. 

Lebih lanjut, mantan direktur utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang ini mengatakan, untuk pengobatan terhadap balita yang terindikasi stunting, akan dilakukan koordinasi pemeriksaan kesehatan ke dokter spesialis anak, baik di puskesmas maupun RSUD Kota Malang. 

“Intervensi rutin di bidang kesehatan untuk lebih spesifik bagaimana perbaikan gizi atau yang lainnya,” kata Husnul. 

Baca Juga  Dianggap Masuk Pekarangan Orang Tanpa Izin, Warga Surabaya Ini Dipolisikan
Pengukuran balita.

Dinkes  pun terus berupaya untuk mencegah terjadinya stunting pada balita Kota Malang. Husnul menyebut, dalam melakukan pencegahan stunting pada balita, Dinkes Kota Malang tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus berkolaborasi dengan semua unsur dan kelompok masyarakat.  

“Kami tidak bisa kerja sendiri. Jadi, Dinkes sebagai spesifik kemudian yang sensitifnya dari berbagai OPD. Salah satunya dari PUPRPKP soal bagaimana rumah ini jadi rumah sehat, ventilasinya, sarana bersihnya itu menjadi kolaborasi,” terang Husnul.  

Sementara itu, Rosi -orang tua balita atas nama Devin dari Kelurahan Ciptomulyo- berterima kasih kepada Wali Kota Malang Sutiaji dan Dinkes Kota Malang yang telah menggelar skrining kesehatan risiko stunting balita secara gratis di rumah dinas wali kota Malang. 

“Alhamdulilah positif. Bagus pemeriksaan begini untuk melihat perkembangan balita kalau misal berat badan kurang atau tetap setiap bulannya. Jadi, kita sebagai orang tua bisa waspada,” tutur Rosi.