Bukan Kabur! SP-IMPPI Ungkap Peluang Emas di Balik Imbauan Menteri Karding untuk Lulusan Sarjana

Bukan Kabur! SP-IMPPI Ungkap Peluang Emas di Balik Imbauan Menteri Karding untuk Lulusan Sarjana
Ketua Umum Serikat Pekerja Informal Migran dan Pekerja Profesional Indonesia (SP-IMPPI), William Yani, meminta publik menghentikan perdebatan terkait komentar Mentri Karding (jtn/io)

Polemik pernyataan Menteri Karding soal lulusan sarjana kerja di luar negeri ditanggapi SP-IMPPI. Bukan ajakan kabur, ini peluang transfer ilmu dan atasi pengangguran.

INDONESIAONLINE – Polemik seputar pernyataan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, yang mengajak lulusan perguruan tinggi mencari kerja di luar negeri, kini mulai mereda. Ketua Umum Serikat Pekerja Informal Migran dan Pekerja Profesional Indonesia (SP-IMPPI), William Yani, meminta publik menghentikan perdebatan dan melihat imbauan tersebut sebagai peluang positif bagi anak muda Indonesia.

Sebelumnya, komentar Menteri Karding sempat menimbulkan pro-kontra, di mana sebagian pihak menafsirkan sebagai ajakan bagi pemuda untuk “kabur” ke luar negeri. Namun, SP-IMPPI memberikan perspektif berbeda, menekankan potensi besar di balik kesempatan kerja global.

Membangun Negeri Setelah 5 Tahun di Luar Negeri

Menurut William Yani, pernyataan Menteri Karding seharusnya ditanggapi sebagai dorongan untuk memanfaatkan kesempatan kerja global. Namun, ia menambahkan catatan penting.

“Kami juga mendorong para pemuda Indonesia bekerja ke luar negeri, tapi cukup 5 tahun. Setelah itu harus membangun usaha di dalam negeri untuk menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Willy, sapaan akrabnya, dalam keterangan pers pada Minggu (6/7/2025).

Willy menekankan pentingnya proses transfer ilmu dan wawasan global yang bisa diperoleh pekerja migran. Selain itu, gaji di luar negeri yang umumnya di atas rata-rata dalam negeri juga menjadi daya tarik.

“Semua ilmu yang didapat di luar negeri, baiknya diaplikasikan di tanah air. Saya yakin nasionalisme mereka masih tinggi untuk tetap kembali ke Indonesia,” tambah putra tokoh buruh nasional, Almarhum Jacob Nua Wea ini.

Ia berharap, pengalaman dan pengetahuan yang didapat di luar negeri dapat menjadi modal berharga untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi domestik.

Peluang Atasi Pengangguran Produktif

Senada dengan William Yani, Ketua PD SP-IMPPI Provinsi Jawa Timur, Muhamad Didi Rosadi, menyoroti data Badan Pusat Statistik (BPS) April 2025 yang mencatat 7,28 juta pengangguran di Indonesia, dengan sekitar 16 persen di antaranya merupakan pengangguran produktif.

Kondisi ini, menurut Didi, disebabkan oleh terbatasnya lapangan kerja di dalam negeri sementara angkatan kerja baru terus bertambah. Oleh karena itu, peluang bekerja di luar negeri menjadi opsi strategis yang harus dimaksimalkan, terutama bagi pemuda di Jawa Timur.

Didi menekankan pentingnya pembekalan keterampilan, baik bahasa maupunĀ skill global, serta legalitas dokumen kerja bagi calon pekerja migran. Hal ini krusial untuk memastikan mereka dapat bersaing dan bekerja secara aman di negara tujuan.

“Menurut Menteri Karding ada 1,7 juta lowongan kerja di luar negeri yang tersebar di 100 negara. Tentu ini peluang bagi WNI, tentunya termasuk warga Jawa Timur. Terutama angkatan kerja produktif,” pungkas Diday, sapaan akrabnya.

Dengan demikian, imbauan Menteri Karding yang sempat memicu polemik kini dilihat sebagai ajakan untuk memanfaatkan potensi global demi kemajuan individu dan pembangunan nasional, asalkan disertai perencanaan matang untuk kembali membangun negeri (mbm/dnv).