INDONESIAONLINE – Bidang kesehatan menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Salah satunya, hal tersebut akan diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Malang dengan mengoptimalkan Public Safety Center (PSC).

Public Safety Center (PSC) berupa unit kerja sebagai wadah koordinasi untuk memberikan pelayanan gawat darurat secara cepat, tepat dan hati-hati bagi masyarakat. Diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus.

Bupati Malang, HM. Sanusi mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan berbagai langkah persiapan sebelum PSC bisa beroperasi penuh. Ia menargetkan pada Mei nanti, KKKS di Kabupaten Malang sudah bisa beroperasi. “Paling lambat bulan kelima (Mei) nanti. Maret kita atur, April sidang Mei akan berjalan,” kata Sanusi.

Menurut Sanusi, meski saat ini sudah ada sejumlah fasilitas yang tersedia, masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan. Terutama terkait kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang akan bertugas di layanan PSC. “Kalau fasilitasnya memadai, aplikasinya sudah ada, tinggal pengelolaannya nanti saja,” tambah Sanusi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Arbani Mukti Wibowo mengatakan saat ini ada 39 armada PSC yang masing-masing tersebar di 39 Puskesmas. Namun, senada dengan Bupati Sanusi, keberadaan fasilitas tersebut masih harus ditunjang dengan persiapan lainnya. “Kita sudah punya armada, untuk pertolongan pertama darurat medis, pra RS di 39 Puskesmas,” kata Arbani.

Selain kesiapan armada dan sumber daya manusianya, pihaknya juga masih harus mensosialisasikan aplikasi 119 tersebut. Itu yang akan dipercepat sebelum PSC benar-benar dioperasikan.

Kesiapan lainnya adalah penambahan jaringan atau pengembangan armada perawatan pra rumah sakit dengan melibatkan fasilitas kesehatan swasta, klinik swasta dan rumah sakit swasta (RS) di Kabupaten Malang.

“Termasuk edukasi dan sosialisasi kepada warga dan kelurahan. Itu hal penting yang akan dikembangkan. Tahun ini direalisasikan. Termasuk Satpol PP khususnya di unit pemadam kebakaran. Makanya (Damkar) memasukkan 119 subsistem aplikasi. . Minimal 25 persen masyarakat tahu,” pungkas Arbani.