Cawali Kota Malang Wahyu Hidayat Bakal Urai Macet dengan Optimalkan Tata Ruang

Cawali Kota Malang Wahyu Hidayat Bakal Urai Macet dengan Optimalkan Tata Ruang
Wahyu Hidayat (kiri) bersama pasangannya, cawawali Ali Muthohirin. (@wahyuhidayatmbois)

INDONESIAONLINE – Lima program unggulan diusung calon wali kota Malang nomor urut 1 Wahyu Hidayat. Salah satunya,Wahyu bakal mengoptimalkan konsep tata ruang untuk bisa mengurai kemacetan di Kota Malang.

Menurut Wahyu, penataan konsep tata ruang menjadi salah satu hal utama yang harus diperhatikan dalam upaya mengurai macet. Sebab, di dalamnya, tidak hanya membahas soal arus lalu-lintas kendaraan saja.

“Kemudian ke depan, saya akan membuat satu konsep bahwa dalam pengaturan lalu lintas, itu tidak bisa meninggalkan konsep-konsep tata ruang juga,” ujar Wahyu.

Wahyu mengatakan, pergerakan arus lalu-lintas di Kota Malang juga dipengaruhi pola penggunaan lahan. Sehingga dalam hal ini, perlu adanya penyelarasan antara Forum Lalu-lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) dan Forum Tata Kota.

“Nah ini yang harus segera dilakukan agar dua forum yang berbeda ini menjadi satu, saling terkait,” kata Wahyu.

Dirinya menilai bahwa saat ini, kemacetan yang sering terjadi di Kota Malang karena ada pusat keramaian yang hanya terpusat pada satu titik. Tentu untuk mengurai macet, pusat keramaian juga harus dipecah terlebih dahulu.

“Contohnya, sekarang perkantoran ada di pusat kota, mal ada di pusat kota, termasuk pendidikan juga di pusat kota. Ini harus dipecah dengan kegiatan yang lain untuk bisa menarik pergerakan agar tidak semua ke sana,” terang Wahyu.

Selain penataan ruang kota, pola pergerakan kendaraan juga harus diperhatikan. Setidaknya, pengendara yang melintas di jalanan Kota Malang sudah dapat memilih jalurnya sesuai dengan tujuannya. Apakah hanya akan melintas di dalam kota, atau hanya melintas untuk tujuan keluar kota.

“Termasuk juga pola pergerakannya. Pergerakan regional antarkota, yang harusnya tidak perlu masuk dalam kota. Jadi sekarang ini, orang yang dari Surabaya menuju ke Blitar atau Lumajang, semuanya harus melalui tengah kota. Nah itu harus dibedakan,” terang dia.

Terlebih, menurut Wahyu, untuk daerah seperti Kota Malang dengan tingginya aktivitas penduduk, seharusnya ada pembeda antara jalan primer, sekunder dan tersier. Setidaknya untuk membedakan kendaraan yang hanya ada beraktivitas di dalam kota atau antar kota.

“Fungsi jalan ini kan ada arteri primer, arteri sekunder. Yang primer ini kan untuk kendaraan antar kota. Dan itu harus dibedakan. Kalau campur baur, maka kondisinya akan begini,” pungkas pasangan  calon wakil wali kota (cawali) Ali Muthohirin ini. (rw/hel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *