Cerutu Jember Mendunia: BIN Cigar Rajai Pasar Global dengan Tembakau Havana

Cerutu Jember Mendunia: BIN Cigar Rajai Pasar Global dengan Tembakau Havana
Gambar Ilustrasi. Produsen cerutu premium asal Jember, sukses menembus pasar internasional. Dengan tembakau Havana lokal dan standar ISO, cerutu Indonesia bersaing di 12 negara, siap merambah AS (ai/io)

BIN Cigar, produsen cerutu premium asal Jember, sukses menembus pasar internasional. Dengan tembakau Havana lokal dan standar ISO, cerutu Indonesia bersaing di 12 negara, siap merambah AS.

INDONESIAONLINE – Di tengah gemuruh persaingan industri global, sebuah nama dari Jember, Jawa Timur, perlahan namun pasti mengukir jejaknya di kancah cerutu dunia. BIN Cigar, produsen cerutu premium yang didirikan pada 2013, bukan sekadar sebuah pabrik, melainkan manifestasi dari visi besar almarhum Abdul Kahar Muzakir: mengangkat cerutu Indonesia ke panggung internasional. Kini, merek ini tak hanya dikenal, tapi juga dihormati, di lebih dari selusin negara.

Kisah BIN Cigar bermula dari keberanian dan inovasi. Dengan pengalaman lebih dari setengah abad dalam dunia tembakau, Abdul Kahar Muzakir mengambil langkah revolusioner: membudidayakan varietas tembakau Havana Kuba di tanah subur Jember.

Sebuah keputusan yang terbukti cemerlang. Tembakau Havana, yang termasyhur dengan kelembutan rasa dan aroma khasnya, berhasil beradaptasi dengan sempurna di iklim tropis Jember tanpa kehilangan karakter otentiknya. Keberhasilan ini bukan hanya pencapaian agronomis, melainkan juga fondasi bagi kualitas premium cerutu BIN Cigar.

Febrian Ananta Kahar, Komisaris BIN Cigar, dalam kunjungan ke pabrik pada Jumat (3/10/2025), dengan bangga menuturkan komitmen perusahaan terhadap kualitas.

“Bahan baku sudah teruji, dan sebagai pabrikan, kami sudah bersertifikasi ISO,” tegasnya.

Standar kualitas internasional ini bukan sekadar formalitas, melainkan jaminan bahwa setiap batang cerutu yang keluar dari pabrik telah melalui serangkaian kontrol ketat.

Perkembangan pasar BIN Cigar memang menakjubkan. “Hampir setiap tahun ada negara baru yang masuk. Yang terakhir, insyaallah Amerika segera bergabung dalam daftar tujuan ekspor. Saat ini sudah ada 12 negara, dan dengan masuknya Amerika, maka pasar kami akan semakin luas,” ungkap Febrian.

Angka ini menempatkan BIN Cigar sebagai pemain signifikan dalam ekspor cerutu Indonesia, yang pada tahun 2023 mencatatkan nilai ekspor tembakau olahan (termasuk cerutu) mencapai US$ 157 juta, meningkat 20% dari tahun sebelumnya.

Dedikasi Terhadap Kualitas Global

Produksi BIN Cigar saat ini berkisar antara 2.000 hingga 10.000 batang per hari. Namun, kuantitas bukan satu-satunya tolok ukur. Setiap cerutu harus melalui proses “pematangan” selama 6 bulan hingga 1 tahun. Masa istirahat ini krusial untuk memastikan kualitas rasa, daya bakar, dan aroma mencapai kesempurnaan sebelum dikirim ke konsumen mancanegara.

Tantangan terbesar, menurut Febrian, adalah mempertahankan reputasi “zero complaint” di pasar global. “Begitu ada keluhan, kepercayaan bisa hilang. Karena itu, QC (quality control) kami sangat ketat, mulai dari tahap awal hingga sebelum pengiriman,” jelasnya.

Tingkat reject produk saat ini berada di kisaran 10-20 persen, namun perusahaan bertekad menekannya hingga di bawah 10 persen sesuai standar ISO. Dedikasi terhadap mutu ini sangat penting, mengingat pasar cerutu premium sangat sensitif terhadap konsistensi kualitas.

Dukungan Penuh dari Jember dan Diplomat Indonesia

Meskipun baru berusia 13 tahun, BIN Cigar tidak sendiri. Pertumbuhan pesatnya didukung penuh oleh pemerintah daerah Kabupaten Jember, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri.

Dukungan ini sangat terasa dalam promosi internasional, terutama melalui pameran bersama 27 kedutaan besar Indonesia di berbagai negara. Data Kementerian Luar Negeri menunjukkan peran aktif diplomasi ekonomi dalam mempromosikan produk unggulan Indonesia, dan BIN Cigar adalah salah satu bintangnya.

Febrian menegaskan bahwa kekuatan BIN Cigar tak lepas dari keistimewaan tanah Jember itu sendiri. “Semua tenaga kerja kami berasal dari Jember. Karena Jember memang istimewa, tanahnya subur, airnya melimpah, dan tenaga kerjanya rajin,” ujarnya.

Tembakau Jember memang telah lama dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia, bahkan sejarah mencatat, Jember adalah salah satu sentra penghasil tembakau cerutu kualitas tinggi sejak era kolonial Belanda. Kualitas tanah vulkanik dan iklimnya yang mendukung menjadikan Jember surga bagi tanaman tembakau.

“Tidak berlebihan bila kualitas cerutu dari Jember bisa disandingkan dengan Kuba,” pungkas Febrian, sebuah klaim yang kini didukung oleh testimoni dari para penikmat cerutu di seluruh dunia.

Dengan kombinasi inovasi tembakau, standar produksi kelas dunia, serta dukungan diplomatik yang kuat, BIN Cigar tidak hanya mengekspor cerutu, tetapi juga identitas dan kebanggaan Indonesia ke penjuru dunia. Kisah BIN Cigar adalah bukti nyata potensi produk lokal yang mampu bersaing dan unggul di panggung global (mam/dnv).