Chef Renatta hingga Dokter Tirta Keluhkan Polusi Udara Jakarta sampai Beri Tips Jaga Kesehatan

Polusi udara di Jakarta.

INDONESIAONLINE – Semakin banyak pihak yang gerah dengan kondisi polusi udara di Jakarta yang kian parah. Para figur publik  Indonesia, termasuk chef, ramai-ramai teriak di Twitter untuk meningkatkan perhatian soal polusi itu.

Salah satunya chef Renatta. Melalui akun Twitter-nya, @MoeloekRenatta, dia menyayangkan belum ada langkah solutif soal polusi udara di Jakarta.

“Polusi Jakarta yg bertahun2 punya AQI rata2 diatas 170 dan berstatus “berbahaya utk kesehatan” tapi tetap tidak ada yg bahas/gerak. di bbrp negara, capai AQI 150 itu sudah jadi headline berita dgn warning heboh jgn keluar rumah, tutup jendela, pakai masker & pasang purifier,” kata chef Renatta.

AQI yang dimaksud Renatta adalah air quality index atau indeks kualitas udara, yakni ukuran yang digunakan untuk menilai pencemaran udara. Indeks tersebut biasa digunakan oleh badan pemerintah untuk memperlihatkan seberapa buruk kualitas udara di suatu daerah.

Sementara itu, Nafas Indonesia sebagai aplikasi kualitas udara di Indonesia menjelaskan polusi udara Jakarta menjadi peringkat pertama di dunia. Bahkan polusi udara di Jakarta bisa mencemari ruangan kerja.

Jakarta menjadi kota dengan polusi peringkat pertama di dunia. (Foto: Twitter)

“Data sensor nafas, kualitas udara rata-rata Jakarta bulan Juli 2023 adalah 47 µg/m3. 10x di atas batas anjuran WHO,” jelas Nafas Indonesia, melalui akun Twitter-nya.

“Ternyata polusi di dalam gedung kantor mewah yang relatif baru, hampir sama dengan yang di luar,” imbuh tulisannya.

Jadi, menurut Nafas Indonesia, polusi udara masuk ke dalam ruangan melalui pendingin ruangan atau AC.

“Produktivitas dan kinerja di kantor dapat berkurang sebesar 6% setiap kali ada peningkatan konsentrasi partikel halus (PM2.5) di dalam ruangan sebesar 10 μg/m3,” imbuh keterangannya.

Lantas apa yang harus dilakukan? Dokter dan pengusaha dr Tirta Mandira Hudhi atau dikenal akrab di media sosial sebagai dr Tirta menyarankan pakai masker n95 untuk menghindari polusi di Jakarta.

“Iya saya tau Jakarta polusi. Di outdoor ga aman, akan tetapi saya ga ada pilihan lain. Kerja? Kantor? Kuliah? Urus toko? Apa saya harus pake n95? Ya udah ini nasib saya sebagai pencari rejeki,” jelas dia.

Lebih lanjut dr Tirta menyarankan agar berolahraga untuk menaikkan kapasitas paru-paru. Olahraga juga sebaiknya dilakukan saat polusi di Jakarta sedang rendah.

“Olahraganya pas kapan? Ya pas air polution level low. Kalau misal tinggi terus, ya olahraga indoor. Di rumah, kantor atau gym,” kata dia.  “Mosok aku diem diri trus di rumah. Berharap tiba2 polusi ilang? Kan raiso,” sambung Tirta. (bin/hel)

chef Renattadokter TirtaJakartapolusi udarapolusi udara Jakarta