Beranda

Como 1907 dan Kisah Kebangkitan di Ennio Tardini: Ketika Mimpi Fabregas Menjadi Nyata

Como 1907 dan Kisah Kebangkitan di Ennio Tardini: Ketika Mimpi Fabregas Menjadi Nyata
Como 1907 di pentas Serie A, kuda hitam yang terus bersinar (Ist)

INDONESIAONLINE – Sabtu malam di Stadion Ennio Tardini, Parma menjadi saksi bisu dari lanjutan dongeng indah Como 1907 di pentas Serie A. Di tengah atmosfer yang penuh tekanan dari tuan rumah, klub promosi yang satu ini kembali menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar penggembira.

Kali ini, giliran Parma yang menjadi korban terbaru dari kebangkitan luar biasa tim asuhan Cesc Fabregas. Pertandingan itu berlangsung ketat dan sarat tensi sejak menit pertama. Como tampil tanpa rasa gentar, bahkan lebih dulu menekan lewat kombinasi serangan cepat dari Patrick Cutrone dan Jonathan Ikoné.

Namun, keberhasilan mereka bukan hanya soal statistik atau jumlah peluang—itu soal momen. Dan momen itu datang di menit ke-79.

Gabriel Strefezza, yang masuk dari bangku cadangan, menjadi penentu. Sepakannya yang cermat dari dalam kotak penalti tak mampu dihentikan kiper Parma. Satu gol, satu momen, satu kemenangan yang berarti lebih dari sekadar tiga poin.

Kemenangan ini menandai capaian istimewa bagi Como 1907: lima kemenangan beruntun di Serie A. Sebuah rekor klub, dan pencapaian yang memperkuat status mereka sebagai kuda hitam musim ini.

Dengan koleksi 45 poin dari 35 pertandingan, Como kini duduk manis di peringkat ke-10, menyalip ekspektasi yang awalnya hanya menargetkan bertahan di kasta tertinggi.

Usai laga, Fabregas berbicara dengan tenang namun penuh makna. “Tujuan kami sederhana: terus berkembang secara konsisten,” ujarnya.

Mantan bintang Arsenal dan Barcelona itu tidak hanya membentuk tim dari sisi taktik, tapi juga dari fondasi mentalitas.

Fabregas menekankan pentingnya kecerdasan bermain: tahu kapan harus mengambil risiko, kapan mesti memperlambat tempo, dan bahkan kapan perlu melakukan pelanggaran taktis.

“Kami adalah tim muda. Masih banyak yang harus diperbaiki, tapi saya bangga dengan kelompok ini. Mereka belajar cepat dan mereka bertarung,” tambahnya.

Como 1907, klub kecil dari tepian Danau Como, kini bukan lagi sekadar cerita nostalgia sepak bola Italia. Di bawah kendali Fabregas, mereka menjelma menjadi simbol perjuangan, keberanian, dan kemungkinan baru. Ketika banyak orang memandang remeh tim promosi, Como menjawabnya dengan kemenangan demi kemenangan.

Lima laga, lima kemenangan, satu pesan: jangan pernah meremehkan tim yang punya mimpi dan pelatih yang tahu cara menjadikannya nyata.

Exit mobile version