INDONESIAONLINE – Kasus Covid-19 varian Kraken atau Omicron XBB.1.5 masuk ke Indonesia dibawa oleh WN Polandia. WNA tersebut sempat menginap di Jakarta pada 6 Januari 2023 lalu. 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, WN Polandia tersebut diketahui positif COVID-19 Kraken tanpa gejala. Ia sudah melakukan isolasi mandiri dan tes PCR terakhir juga sudah dinyatakan negatif. 

Kronologinya, WN Polandia sempat menginap di Jakarta pada 6 Januari. Lantas pada 7 Januari ia akan melanjutkan perjalanan ke Balikpapan, Kalimantan dengan tes antigen negatif. Sesampainya di Balikpapan akan melanjutkan perjalanan pada 11 Januari dinyatakan positif covid-19 melalui tes PCR. Hingga saat ini tim Dinkes terus melakukan tracing kontak erat terhadap WN Polandia tersebut. 

Baca Juga  Puluhan Kader PKK Desa Pojok, Kecamatan Ngantru Berikan Imunisasi kepada 298 Anak

Diketahui sebelumnya, lonjakan varian Kraken tersebut bermula terjadi di Amerika Serikat. Menurut Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K), varian ini menular lebih cepat dibandingkan varian-varian Corona yang pernah ada sebelumnya.

“Karakteristik virus ini adalah sangat-sangat mudah menular. Jauh lebih mudah dibandingkan dengan varian apa pun yang ada. Tapi gejala atau keluhannya memang ringan saja, bahkan sebagian besar tidak keluhan,” ungkap dr Erlina, dikutip DetikHealth, Kamis, (26/1/2023). 

Untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus, dr Erlina meminta agar masyarakat memperkuat imunitas tubuh. Selain itu, Dia juga mengimbau agar warga di usia lebih dari 18 tahun melakukan vaksin booster kedua. Meskin vaksin tak menjamin masyarakat tidak terkena Covid 19 varian Kraken, namun vaksin dinilai bisa menekan gejala berat pada pasien terpapar. 

Baca Juga  7 Manfaat Kangkung yang Jarang Diketahui, Bisa Cegah Kanker dan Kolesterol

“Tetap (jaga) protokol kesehatan, tingkatkan sistem imun karena sesungguhnya (varian covid-19) ini adalah penurunan keseimbangan sistem imun dan keganasan virus,” pungkas dr Erlina.