Dakota Johnson, ikon mode Hollywood, buka suara tentang pilihannya mengenakan ‘naked dress’. Lebih dari sekadar gaya, ini adalah pernyataan tentang kenyamanan, kepercayaan diri, dan warisan feminisme yang diwarisi dari ibunya, Melanie Griffith.
INDONESIAONLINE – Di tengah hiruk pikuk industri mode yang serba cepat dan tak jarang menghakimi, aktris Dakota Johnson muncul sebagai suara kejujuran. Bintang “Fifty Shades of Grey” ini tak gentar menghadapi sorotan tajam atas pilihan busana “naked dress” yang kerap ia kenakan.
Bagi Johnson, gaun transparan bukan sekadar tren, melainkan representasi kebebasan dan penghargaan terhadap tubuh—sebuah manifesto kepercayaan diri yang mengakar kuat.
Dalam wawancara eksklusif dengan Vogue Jerman baru-baru ini, Johnson, 36, membuka tabir di balik pilihannya yang berani. Ketika ditanya apakah ia pernah merasa khawatir gaun-gaun tersebut “terlalu seksi,” jawabannya lugas: “Saya benar-benar tidak peduli.”
“Saya sudah bisa memakai beberapa gaun terindah, dan saya merasa cantik saat memakainya, jadi saya memakainya,” tegas Johnson.
Ia menambahkan bahwa kenyamanan dan kesesuaian adalah kunci. “Tergantung bentuk, hasil akhirnya, warnanya, dan sebagainya. Jadi, jika saya menemukan gaun indah yang membuat saya nyaman, tentu saja saya ingin memakainya! Dan mengenakan gaun seksi itu menyenangkan,” tegasnya.
Warisan Kepercayaan Diri dari Melanie Griffith
Sikap unapologetic Johnson bukan muncul begitu saja. Ia adalah putri dari aktris legendaris Melanie Griffith dan bintang “Miami Vice,” Don Johnson. Kepercayaan diri yang terpancar darinya merupakan hadiah berharga dari sang ibu.
“Ibu saya sangat terbuka tentang tubuh,” ungkap mantan kekasih Chris Martin ini.
“Ibu mengajari kami cara merawat dan mencintai tubuh kami, dan bahwa tubuh kami indah.” Pesan ini, menurut Johnson, sangat krusial bagi gadis muda yang tumbuh di tengah tekanan standar kecantikan yang seringkali tidak realistis.
“Jika sejak kecil kamu tidak diberi tahu oleh wanita yang paling kamu kagumi bahwa kamu sempurna, cerdas, istimewa, kuat, dan berani, itu benar-benar bisa menghancurkanmu. Sulit untuk mengajarkan kembali cinta itu di kemudian hari. Itu adalah hadiah besar yang ibuku berikan kepadaku,” paparnya.
Pernyataan Johnson ini sejalan dengan temuan riset tentang citra tubuh dan pengaruh figur ibu. Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Adolescent Health menunjukkan bahwa dukungan ibu dan contoh positif mengenai citra tubuh berkorelasi signifikan dengan peningkatan harga diri pada anak perempuan dan penurunan risiko masalah citra tubuh di kemudian hari.
Data dari National Eating Disorders Association (NEDA) juga mencatat bahwa sekitar 80% wanita di Amerika Serikat tidak puas dengan penampilan mereka, menggarisbawahi pentingnya narasi positif tentang tubuh sejak dini.
Fenomena Naked Dress: Antara Seni dan Kontroversi
Gaun “telanjang” bukan fenomena baru di dunia mode. Sejarah mencatat ikon seperti Marilyn Monroe hingga Cher telah mempopulerkannya sebagai simbol keberanian dan feminisme. Namun, di era media sosial yang serba cepat, setiap pilihan busana selebriti menjadi bahan diskusi.
Salah satu penampilan Johnson yang paling mencuri perhatian adalah gaun tipis Gucci berenda hitam dengan sulaman bunga rumit yang ia kenakan pada acara makan malam Caring for Women oleh Kering Foundation di New York City pada 11 September. Desain berleher tinggi dan berlengan panjang itu dipadukan dengan bra balconette hitam dan pakaian dalam yang terlihat jelas.
Tidak berhenti di situ, pada bulan yang sama, bintang “Materialists” ini juga tampil memukau di Festival Film Zurich. Ia berpose di karpet hijau dengan gaun tipis berlengan panjang berwarna indigo yang bagian atasnya berenda, menyerupai kulit kedua. Kali ini, Johnson memilih untuk tidak mengenakan pakaian dalam yang terlihat, menambah kesan misterius pada penampilannya.