Di Balik Segelas Susu: Derita Sapi Perah dan Sisi Gelap Industri Susu

Di Balik Segelas Susu: Derita Sapi Perah dan Sisi Gelap Industri Susu
Ilustrasi sapi perah. Menurut Animal Equality terdapat praktik kekejaman di industri susu sapi di berbagai dunia (Ist)

INDONESIAONLINE – Segelas susu sapi kerap diidentikkan dengan gaya hidup sehat. Namun, di balik citra tersebut tersembunyi realitas industri susu yang kelam, diwarnai praktik kekejaman terhadap sapi perah.

Seperti diungkapkan akun media sosial @jellypasta, sapi perah dipaksa menjalani siklus kehamilan, kelahiran, dan perpisahan dengan anak secara terus-menerus demi memenuhi permintaan pasar.

Anak sapi betina akan dipersiapkan menjadi “mesin susu” berikutnya, sementara anak sapi jantan cenderung berakhir sebagai daging sapi muda atau bahkan dibunuh segera setelah lahir karena dianggap tidak bernilai ekonomis.

Investigasi global yang dilakukan oleh Animal Equality pada tahun 2019 mengungkapkan perlakuan biadab terhadap anak-anak sapi di sebuah peternakan di Amerika Serikat. Mereka ditemukan mati kedinginan dan dibuang begitu saja tanpa pemakaman yang layak.

Tak hanya perpisahan yang traumatis, sapi-sapi perah juga mengalami penderitaan fisik akibat pemerahan susu yang berlebihan, seperti infeksi ambing dan cedera pada kaki.

Di India, beberapa peternak bahkan melakukan praktik keji dengan mengisi tubuh anak sapi yang mati dengan jerami dan menempatkannya di samping induknya untuk “memperdaya” induk agar terus memproduksi susu.

Praktik kejam dalam industri susu ini menuai kecaman dari berbagai organisasi perlindungan hewan, seperti PETA dan Animal Equality. Mereka menyerukan penghentian konsumsi susu sapi dan beralih ke alternatif nabati yang lebih etis dan berkelanjutan.

Selain menimbulkan penderitaan bagi hewan, industri susu sapi juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan akibat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari peternakan sapi.

Beralih ke susu nabati, selain menjadi pilihan yang lebih sehat, juga merupakan bentuk kepedulian terhadap nasib sapi perah dan kelestarian lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *