Di Retreat Pimpinan UIN Malang, Alissa Wahid Dorong Kampus Wujudkan Moderasi, Kerukunan, dan Ekoteologi

Di Retreat Pimpinan UIN Malang, Alissa Wahid Dorong Kampus Wujudkan Moderasi, Kerukunan, dan Ekoteologi
Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (kiri) tampil memaparkan materi di hadapan para pimpinan UIN Maliki Malang. (foto: uin malang)

INDONESIAONLINE – Suasana Retreat Pimpinan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang di Pusdiklat Poltekad, Sabtu (13/9/2025), semakin hidup dengan kehadiran tokoh nasional Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid. Putri sulung Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu hadir dalam kapasitasnya sebagai tim penasihat ahli menteri agama RI periode 2025–2029 untuk berbagi pandangan mengenai moderasi beragama dan ekoteologi di lingkungan kampus.

Dalam pemaparannya, Alissa menegaskan bahwa penguatan moderasi beragama menjadi kebutuhan mendesak bagi Indonesia. Menurut dia, tanpa moderasi, bangsa akan mudah terperangkap dalam konflik dan perpecahan yang merusak sendi kehidupan sosial.

Selain itu, ia  mengangkat pentingnya ekoteologi, yakni pendekatan teologis yang menekankan kepedulian terhadap lingkungan. Kampus, sebut Alissa, harus tampil sebagai pelopor gerakan ramah lingkungan melalui penanaman pohon, pembangunan gedung berkelanjutan, hingga pendidikan cinta lingkungan yang diposisikan sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan.

Lebih lanjut, Alissa menyampaikan delapan program prioritas Kementerian Agama 2025–2029 yang dicanangkan Menteri Agama Nasaruddin Umar. Program tersebut meliputi: penguatan kerukunan dan cinta kemanusiaan, pengembangan ekoteologi, peningkatan layanan keagamaan, pendidikan unggul yang ramah dan terintegrasi, pemberdayaan pesantren, penguatan ekonomi umat, transformasi layanan haji, serta digitalisasi tata kelola Kemenag.

Ia menekankan, delapan agenda ini tidak hanya menjadi tugas Kemenag, tetapi juga bagian dari upaya bersama bangsa untuk mewujudkan masyarakat rukun, maslahat, dan cerdas dalam perjalanan menuju Indonesia emas. “Moderasi beragama dan ekoteologi bukan slogan, melainkan gerakan nyata untuk menjaga masa depan bangsa,” tegas Alissa, yang disambut antusias para pimpinan UIN Malang. (rds/hel)