Diduga Rebutan Yayasan: Kampus UBS PPNI Mojokerto Dirusak, 1 Mahasiswa Terluka

Tangkapan layar video sekelompok orang menjebol pagar UBS PPNI Mojokerto dan berujung pada keributan yang melukai satu mahasiswa dan fasilitas kampus rusak (am/io)

INDONESIAONLINE –  Sekelompok orang berpakaian preman menerobos masuk ke Universitas Bina Sehat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (UBS PPNI) Mojokerto. Gerbang kampus pun jebol, keributan pun terjadi. Seorang mahasiswa dikabarkan terluka dalam keributan tersebut.

Aksi sekelompok orang tersebut viral di media sosial. Berdasarkan video yang tersebar di medsos, sekelompok pria berpakaian preman itu menerobos UBS PPNI dengan menjebol pintu gerbang. Selanjutnya, terjadi keributan di halaman dan di luar kampus.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Nova Indra Pratama, membenarkan insiden tersebut terjadi di UBS PPNI yang beralamat di Jalan Raya Jabon, Kecamatan Mojoanyar. Kepolisian sudah turun tangan menyelidiki kasus ini usai menerima laporan dari pihak korban.

“Terkait laporan peristiwa penganiayaan, pengeroyokan maupun perusakan di kampus PPNI sudah ada yang melapor ke Polres Mojokerto. Akan segera kami tangani dan kami lakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Nova.

Terkait kasus ini, terdapat dua dugaan tindak pidana yang dilaporkan ke Polres Mojokerto. Pertama, dugaan penganiayaan yang dialami mahasiswa UBS PPNI bernama Rudianto (19), warga Puri, Mojokerto. Korban menderita luka memar di leher. Kedua, dugaan perusakan fasilitas kampus yang dilaporkan ke polisi oleh pengurus kampus.

Konflik ini, beber Nova, disinyalir karena perebutan kepengurusan Yayasan Kesejahteraan Warga Perawatan Perawat Nasional Indonesia (YKWP PNI) Mojokerto yang tak kunjung selesai. Pengurus lama diduga mengerahkan sekelompok orang untuk mendatangi UBS PPNI.

“Permasalahannya mungkin kaitannya dengan kepengurusan kampus tersebut. Masih kami selidiki dari kelompok mana yang menyuruh mendatangi kampus,” ujarnya.

Selain itu, informasi dari berbagai sumber mengindikasikan bahwa perselisihan internal di yayasan ini telah berlangsung lama. Para pihak yang terlibat dalam konflik tersebut dikabarkan memiliki kepentingan berbeda terkait dengan pengelolaan yayasan, termasuk pengelolaan dana dan program-program yang dijalankan.

Sejumlah saksi mata yang berada di lokasi kejadian mengatakan bahwa aksi ini menimbulkan ketakutan di kalangan mahasiswa dan staf kampus. Beberapa mahasiswa yang melihat kejadian tersebut mencoba mengamankan diri ke dalam gedung kampus untuk menghindari keributan.

Kepala Yayasan Kesejahteraan Warga Perawatan Perawat Nasional Indonesia, Dr. Rina Lestari, menyatakan bahwa yayasan sangat menyesalkan kejadian tersebut dan akan bekerja sama penuh dengan pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah ini. Dia juga menegaskan bahwa keselamatan mahasiswa dan staf adalah prioritas utama.

Kejadian ini memicu berbagai reaksi di media sosial, dengan banyak netizen yang mengecam tindakan kekerasan tersebut dan mendesak pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan tegas. Beberapa alumni UBS PPNI juga menyatakan keprihatinan mereka dan berharap situasi dapat segera kondusif kembali sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu.

Polres Mojokerto saat ini terus mengumpulkan bukti dan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi untuk mengungkap dalang di balik insiden ini. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi terkait kejadian ini (am/dnv).