Pecel raih posisi 7 salad terbaik dunia versi TasteAtlas, kalahkan Som Tam Thailand. Enam kuliner Indonesia berbasis bumbu kacang mendominasi daftar global Top 100.
INDONESIAONLINE – Di sebuah warung sederhana di Madiun atau sudut jalanan Jakarta, sepiring nasi pecel mungkin hanya dihargai belasan ribu rupiah. Namun, di mata dunia kuliner internasional, hidangan bersahaja ini baru saja menorehkan prestasi elite.
TasteAtlas, ensiklopedia rasa dunia yang berbasis di Kroasia, menempatkan Pecel di peringkat ke-7 dalam daftar Top 100 Salads in the World.
Pecel tidak sendirian. Total ada enam hidangan salad khas Indonesia yang menginvasi daftar prestisius tersebut. Fenomena ini menarik perhatian para pengamat kuliner karena menunjukkan pergeseran selera global: dari dominasi salad berbasis dressing minyak zaitun atau mayones ala Barat, menuju kompleksitas rasa rempah dan bumbu kacang khas Nusantara.
Kemenangan Rasa Otentik
Pecel, dengan rating 4,2, berhasil menumbangkan raksasa kuliner Asia Tenggara lainnya, Som tam (Thailand), yang harus puas di peringkat ke-20. Padahal, Som tam selama ini dikenal sebagai “raja” salad Asia di pasar Barat.
Keunggulan Pecel terletak pada harmoni tekstur sayuran rebus yang disiram saus kacang medok—perpaduan kencur, daun jeruk, gula merah, dan cabai yang menciptakan ledakan umami.
TasteAtlas secara spesifik merekomendasikan tempat-tempat legendaris untuk menikmati hidangan ini, mulai dari Depot Nasi Pecel 99 Madiun hingga SGPC Bu Wiryo 1959 di Yogyakarta. Rekognisi terhadap warung lokal ini menjadi validasi bahwa kuliner jalanan (street food) Indonesia memiliki standar rasa kelas dunia.
Hegemoni Bumbu Kacang
Jika dibedah lebih dalam, lima dari enam wakil Indonesia dalam daftar ini memiliki satu benang merah: Bumbu Kacang.
- Ketoprak (Peringkat 17, Rating 4,1): Salad khas Jakarta ini unik karena memasukkan unsur karbohidrat (bihun dan ketupat) sebagai bagian dari salad, sebuah konsep yang jarang ditemui dalam definisi salad Barat.
- Gado-gado (Peringkat 29, Rating 3,9): Sering disebut sebagai “Salad Nasional Indonesia”, gado-gado mengungguli Soltero de queso dari Peru.
- Rujak Cingur (Peringkat 82): Keajaiban kuliner Surabaya ini masuk daftar meski memiliki bahan yang ekstrem bagi lidah asing, yakni moncong sapi. Kompleksitas rasa petis udang berpadu dengan kacang tanah menjadi kunci.
- Asinan (Peringkat 93, Rating 3,5): Menawarkan profil rasa asam-pedas yang menyegarkan.
- Karedok (Peringkat 98, Rating 3,5): Salad mentah (raw food) khas Sunda ini sukses mengalahkan Waldorf Salad yang ikonik dari Amerika Serikat di posisi 100.
Masuknya 6 hidangan ini bukan sekadar kebanggaan simbolis. Ini adalah modal besar bagi Gastrodiplomacy atau diplomasi kuliner Indonesia. Pemerintah melalui program “Indonesia Spice Up the World” menargetkan ekspor bumbu rempah mencapai USD 2 miliar pada 2024 dan menghadirkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri.
Popularitas Pecel dan Gado-gado di TasteAtlas membuktikan bahwa palet rasa internasional sudah siap menerima bumbu kacang yang kaya rempah. Tantangannya kini adalah standarisasi dan ekspor bumbu pecel instan agar mudah diakses pasar global, sebagaimana Thailand sukses mengekspor bumbu Tom Yum ke seluruh dunia.
Dunia kini mengakui, salad tidak harus selalu tentang selada dan vinaigrette. Salad bisa berupa kangkung rebus, tauge, dan siraman bumbu kacang yang menggugah selera.












