INDONESIAONLINE – Azmi Fadhlih, seorang influencer sekaligus dokter spesialis kulit dan kelamin, meninggal dunia pada Senin (16/12/2024). Kabar ini terus menjadi trending dalam penelusuran Google hingga Selasa (17/12/2024).
Sebelum dinyatakan meninggal dunia, dokter Azmi sempat dilarikan ke rumah sakit di Bali. Menurut keterangan pihak keluarga, penyebab meninggalnya adalah pecahnya pembuluh darah otak yang dikenal dengan istilah aneurisma.
Lalu, apa itu aneurisma, bagaimana gejalanya, dan bagaimana cara mencegahnya? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa Itu Aneurisma?
Melansir dari laman Cleveland Clinic, aneurisma adalah tonjolan yang terbentuk di dinding arteri akibat adanya area yang melemah. Jika tidak ditangani, aneurisma dapat pecah dan menyebabkan pendarahan internal yang berpotensi mengancam nyawa. Selain itu, aneurisma bisa memicu pembekuan darah yang menghambat aliran darah di arteri.
Aneurisma bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti otak, jantung, perut, atau kaki. Lokasi aneurisma inilah yang menentukan jenisnya.
Dalam banyak kasus, aneurisma sering tidak menunjukkan gejala apa pun hingga akhirnya pecah. Ketika aneurisma pecah, gejalanya muncul secara mendadak dan memerlukan penanganan medis darurat.
Berikut beberapa gejala aneurisma pecah yang perlu diwaspadai:
• Pusing atau kebingungan.
• Detak jantung cepat.
• Sakit kepala hebat secara tiba-tiba.
• Nyeri mendadak pada kepala, dada, perut, atau punggung.
• Kehilangan kesadaran mendadak setelah sakit kepala parah.
Jika aneurisma belum pecah tetapi mulai menekan organ tubuh di sekitarnya, gejalanya bisa berbeda-beda tergantung lokasinya, seperti:
• Penurunan tekanan darah.
• Rasa lemas atau tubuh terasa dingin dan lembap.
• Kesulitan menelan.
• Mual atau muntah.
• Nyeri pada area perut, dada, atau punggung.
• Pembengkakan di leher atau area perut yang berdenyut.
• Perubahan penglihatan.
Penyebab Aneurisma
Penyebab pasti aneurisma sering tidak diketahui. Namun, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami aneurisma:
• Aterosklerosis atau penyempitan arteri akibat penumpukan lemak.
• Riwayat keluarga yang pernah mengalami aneurisma.
• Tekanan darah tinggi yang merusak dinding arteri.
• Cedera pada aorta atau pembuluh darah utama tubuh.
• Faktor bawaan, di mana seseorang terlahir dengan kondisi dinding arteri yang lemah.
Cara Pencegahan Aneurisma
Meskipun tidak semua aneurisma dapat dicegah, Anda tetap bisa mengurangi risikonya dengan menerapkan pola hidup sehat. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, sebagaimana dilansir dari laman Cleveland Clinic:
• Konsumsi makanan sehat untuk jantung
Pilih makanan rendah lemak jenuh, garam, dan kolesterol, serta perbanyak sayur dan buah.
• Berolahraga secara rutin
Aktivitas fisik membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan jantung.
• Pertahankan berat badan ideal
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan aterosklerosis.
• Hindari atau berhenti merokok
Merokok dapat merusak dinding arteri dan memperburuk risiko aneurisma.