INDONESIAONLINE – DPC Gerakan Nasional Ekonomi Kreatif (Gekrafs) Periode 2022-2025 yang dipimpin oleh Alexander Soegio selaku Ketua Umum resmi dilantik oleh jajaran DPW Gekrafs Jatim (Jawa Timur), Sabtu (26/2/ 2022) di The Aliante Hotel and Convention Center.

Pelantikan dihadiri oleh Ketua Umum DPP Gekrafs Kawendra Lukistia beserta jajarannya, Ketua Umum DPW Gekrafs Jatim Septrianto beserta jajarannya, serta jajaran pengurus dan tamu undangan.

Ketua Umum DPP Gekrafs Kawendra Lukistian mengatakan usai pelantikan pengurus Gekrafs Malang, pihaknya berharap dapat mempercepat langkah untuk segera berkolaborasi dengan berbagai elemen dan potensi yang ada di Kota Malang.

“Karena kunci sukses ekonomi kreatif adalah kolaborasi,” kata Kawendra yang merupakan salah satu penggagas Gekrafs di Indonesia kepada JatimTIMES.com, Sabtu (26/2/2022).

Pemuda yang dekat dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno sejak 2012 ini meyakini dengan hadirnya Septrianto sebagai kapten Gekrafs Jawa Timur dan Alexander Soegio sebagai kapten Gekrafs Malang bisa mengoptimalkan potensi ekonomi kreatif masing-masing. wilayah.

Apalagi, saat dibuka pendaftaran sebagai anggota Gekrafs sejak sebulan terakhir, setidaknya ada 1.000 orang yang mendaftar ke Gekrafs Malang dan hampir 200 nama pengurus terpilih hari ini. Ini menjadi momentum bagi Gekrafs Malang.

“Momentumnya dengan membuat berbagai kegiatan yang bermanfaat. Tentunya dengan melibatkan semua pihak dan tentunya manfaatnya akan terasa bagi 1.000 anggota yang telah mendaftar dalam sebulan terakhir ini,” kata Kawendra.

Lebih lanjut, Ketua Umum DPW Gekrafs Jatim, Septrianto mengatakan Gekrafs Malang merupakan kawasan yang diresmikan kedua di Provinsi Jawa Timur setelah Gekrafs Kota Batu. Pihaknya juga terus mengerahkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada untuk menciptakan Gekraf di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sesuai arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno.

Dikatakannya, saat ini ada lebih dari 20 kabupaten/kota di Jatim yang telah menjalin komunikasi dengan Gekraf Jatim untuk pembentukan Gekraf di masing-masing daerah.

“Tahun ini kita akan buru-buru, semoga semua kabupaten/kota memiliki semua perwakilan dan tentunya semua kabupaten/kota ini memiliki potensi yang berbeda-beda,” kata Rian.

Menurutnya, Kota Malang yang dikenal sebagai kota pendidikan memiliki banyak potensi yang harus dikembangkan untuk memaksimalkan ekonomi kreatif. Dimana banyak generasi milenial yang memiliki ide-ide yang “out of the box” dan juga banyak tokoh pemuda dan pelaku ekonomi kreatif yang berasal dari kota Malang.

“Semoga semakin banyak ide yang belum tersampaikan. Bisa dicocokkan dengan Gekrafs Kota Malang. Seperti jargon Malang terbuka untuk kerjasama dan akan mampu memberdayakan masyarakat Kota Malang dan membuka lapangan pekerjaan lebih banyak lagi, ” ucap Rian.

Sementara itu, Ketua Umum DPC Gekrafs Malang Alexander Soegio mengatakan peluang ekonomi kreatif di Malang sangat besar. Hal itu pula yang membuat DPC Gekrafs Malang memiliki 19 sub bidang.

“Momentum 1.000 member yang sudah bergabung, tentunya dalam waktu dekat akan kita sinergikan dengan Jatim, dengan pusat, untuk bagaimana kita mengelola SDM menjadi hasil yang nyata,” jelas Alexander.

Pihaknya juga telah melakukan kunjungan ke berbagai perguruan tinggi di wilayah Malang, membuka ide kolaborasi dalam mewujudkan pelaku ekonomi kreatif dengan hasil yang nyata juga mendapatkan respon yang baik.

“Mereka sudah menyampaikan secara lisan dan berharap MoU dari Gekrafs Malang ini akan mendampingi mahasiswa sejak awal, sehingga mereka lulus, punya kerja nyata,” kata Alex.

Selain itu, pihaknya juga melakukan kunjungan ke kelurahan hingga kelurahan di Kota Malang untuk menggali potensi yang ada. Nantinya, dengan potensi yang ada, Gekrafs Malang dapat berkolaborasi dengan berbagai elemen untuk menciptakan pelaku ekonomi kreatif baru.

“Banyak pelaku yang karyanya ternyata cukup bagus. Dengan bantuan provinsi dan pusat, saya yakin karya mereka akan cepat dikenal. Karena karya mereka tidak kalah dengan produk luar, tapi sebatas pemasaran dan digitalisasi, ” kata Alexander.

Beberapa keterbatasan terkait pemasaran dan digitalisasi nantinya menjadi salah satu fokus Gekrafs Malang dalam berkolaborasi dengan berbagai elemen untuk menciptakan pelaku ekonomi kreatif baru dan menyempurnakan pelaku ekonomi kreatif yang sudah ada.