INDONESIAONLINE – Bulan Juni senantiasa menjadi pengingat kolektif bagi bangsa Indonesia tentang dua tonggak sejarah: kelahiran Pancasila dan kelahiran Sang Proklamator Ir Soekarno.
Pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato monumental yang melahirkan dasar negara: Pancasila. Sementara pada 6 Juni 1901, ia dilahirkan ke dunia sebagai anak bangsa yang kelak menggerakkan revolusi kemerdekaan.
Dua momentum itu menjadi titik refleksi bagi seluruh elemen bangsa, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar. Malam itu, Jumat, 20 Juni 2025, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Supriadi bersama Wakil Ketua I Hj Ratna Dewi Nirwana Sari SS SH MKn serta para anggota legislatif lainnya menghadiri Selamatan Akbar Haul Ke-55 Bung Karno di kawasan Perempatan UM PGSD Kota Blitar.
Acara haul yang dimulai sejak pukul 18.00 WIB itu diawali dengan lantunan hadrah, pembacaan Yasin dan tahlil bersama. Dilanjutkan pengajian akbar yang disampaikan oleh KH Ahmad Muwafiq—atau yang akrab disapa Gus Muwafiq—dari Yogyakarta. Ribuan warga dari berbagai penjuru tumpah ruah memadati lokasi haul, menyatu dalam doa dan semangat kebangsaan.
Dalam momentum tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Supriadi menyampaikan pesan moral yang menggugah melalui sebuah tayangan video. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak melupakan akar ideologis bangsa. “Haul Bung Karno harus dimaknai bukan sekadar ziarah atau seremoni spiritual, tetapi juga sebagai momentum kebangsaan untuk menjaga nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,” ungkapnya.
Supriadi menekankan pentingnya membumikan kembali semangat perjuangan Bung Karno di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Menurut dia, api perjuangan tidak boleh padam. Justru harus terus dikobarkan oleh generasi penerus, baik melalui pendidikan karakter, penguatan budaya lokal, maupun keberpihakan terhadap rakyat kecil dalam kebijakan publik.
Ia juga menyebutkan, DPRD Kabupaten Blitar berkomitmen menjaga warisan pemikiran Bung Karno melalui fungsi legislasi dan penganggaran yang pro-rakyat. “Sebagai representasi rakyat Blitar, kami berupaya agar nilai-nilai gotong royong, keadilan sosial, dan nasionalisme tetap hidup dalam denyut pemerintahan daerah,” ujar Supriadi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar Hj Ratna Dewi Nirwana Sari mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam mengikuti haul. Ia menilai, kehadiran ribuan warga dalam acara keagamaan dan kebangsaan tersebut menunjukkan bahwa semangat Bung Karno tidak pernah benar-benar pergi dari hati rakyat. “Ini adalah energi spiritual sekaligus ideologis yang harus terus kita rawat,” kata Ratna Dewi.
Acara haul kali ini memang terasa berbeda. Selain karena digelar terbuka untuk umum, juga karena menghadirkan Gus Muwafiq yang dikenal sebagai pendakwah dengan narasi kebangsaan yang kuat. Dalam ceramahnya, Gus Muwafiq mengingatkan bahwa Bung Karno adalah sosok pemersatu yang mampu merangkum berbagai aliran pemikiran, dari tradisional hingga modern, dalam satu tubuh bernama Indonesia.
DPRD Kabupaten Blitar, melalui kehadirannya di acara tersebut, ingin menunjukkan bahwa tugas menjaga nilai-nilai kebangsaan bukan hanya tugas eksekutif. Legislatif pun punya peran sentral dalam membumikan ideologi negara melalui kerja-kerja nyata di parlemen lokal.
Selamatan akbar yang ditutup pada pukul 22.00 WIB itu tidak hanya menyisakan haru dan kebanggaan, tapi juga semangat baru. Di tengah lautan tumpeng dan doa, terpatri tekad bersama untuk terus menjaga Indonesia sebagai rumah besar yang dibangun di atas fondasi Pancasila.
“Jangan sekali-kali melupakan sejarah,” seru Bung Karno puluhan tahun silam. Di Blitar, pesan itu tidak hanya diingat, tetapi dihidupkan kembali. Dan DPRD Kabupaten Blitar memastikan, api perjuangan itu akan terus menyala -di ruang parlemen, di ruang publik, dan di hati rakyat. (ar/hel)