JATIMTIMES Bendera berwarna dasar merah yang menampilkan gambar 2 elite PDI Perjuangan (PDIP) yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani berkibar di Surabaya, Jawa Timur. Bendera tersebut dipasang oleh DPD Laskar Ganjar Puan (LGP) Jawa Timur. 

“Itu memang suara relawan yang menginginkan Pak Ganjar dan Mbak Puan maju dalam Pilpres 2024,” kata kata Ketua DPD LGP Jatim, Saleh Ismail Mukadar.

Bendera foto Ganjar dan Puan itu berukuran 50 x 40 cm. Bendera tersebut banyak ditemukan di flyover Pasar Kembang hingga kawasan Jembatan Merah Plaza.

Lantas mungkinkah PDIP memberi dukungan dan mengusung kedua nama itu pada Pilpres 2024? Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio menilai bendera bergambar Ganjar-Puan di Surabaya itu merupakan jawaban atas kekhawatiran bahwa internal PDIP pecah. 

Ganjar dan Puan diketahui sama-sama digadang akan maju di Pilpres 2024. “Gara-gara promosi yang dilakukan oleh kubu pendukung Mbak Puan dan kubu pendukung Mas Ganjar sebagai calon presiden di 2024,” kata Hendri Satrio.

Menurutnya, ‘duet’ Ganjar-Puan ini adalah sebagai langkah yang berani. Sebab, pendukung Puan belum tentu mau jagoannya berpasangan dengan Ganjar.

“Ini langkah baik dan juga berani sebetulnya. Kenapa saya katakan berani? Karena belum tentu juga sebetulnya petinggi kubu Puan itu mau disatukan dengan pendukung Ganjar Pranowo,” ucap Hendri.

Karena bagi PDIP, kata Hendro, saat ini Puan yang diusung atau digadang-gadang sebagai calon peserta Pilpres 2024. Hendri lantas menuturkan PDIP memang bisa mengusung pasangan capres-cawapres sendiri, tanpa berkoalisi dengan partai lain. 

Namun, hasilnya tidak akan baik buat PDIP. “Menurut hasil survei KedaiKOPI malah, kalau PDIP menyalurkan atau mendorong atau mengusung calon sendiri, dia tidak berada pada, bahkan tidak masuk 2 besar, bahkan tidak masuk 3 besar pemilu hasil yang baik,” terang Hendri. 

“Jadi, kalau dipaksakan, pasangan ini akan kalah. Jadi makanan empuk lawan partai koalisi lainnya,” sambung Hendri. 

Baca Juga  Jejak Ferdinand Hutahaen: Dari Demokrat, Gerindra, Kini PDI-P

Hendri beranggapan pasangan Ganjar-Puan ini bukanlah jawaban atas prinsip keberagaman PDIP. Dia mencontohkan kekalahan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meski diusung oleh sejumlah partai agamis dan nasionalis.

Oleh sebab itu, Hendri menganggap usulan pasangan Ganjar-Puan hanya sebatas usaha meminimalisir benih-benih perpecahan di kalangan internal PDIP. Dia meyakini pasangan Ganjar-Puan tidak akan terealisasi pada 2024.

Lantas bagaimana elektabilitas keduanya berdasarkan survei? Seperti diketahui, belakangan ini sejumlah lembaga survei merilis elektabilitas calon presiden (capres) 2024. 

Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR RI Puan Maharani kerap muncul dalam simulasi capres di survei-survei tersebut. Namun demikian, di setiap survei Ganjar dan Puan menempati posisi berbeda. 

Berikut posisi elektabilitas mereka dalam 3 survei terakhir:

1. Survei Trust Indonesia

Lembaga Trust Indonesia merilis survei elektabilitas calon presiden (capres) 2024, Senin (31/1/2022). Dalam survei tersebut hasilnya, nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto muncul di peringkat teratas. Sementara, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengalahkan Ketua DPR RI Puan Maharani.

Survei ini dilakukan pada 3-12 Januari 2022 melalui wawancara tatap muka. Total sampel sebanyak 1.200 responden, margin of error 2,83 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode multistage sampling. Quality control survei ini 20 persen dari total jumlah sampel secara random dengan cara mendatangi kembali responden terpilih mengkonfirmasi ulang responden terpilih (hot spot checking).

Dari survei itu, terdapat 26 tokoh yang muncul. Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ada di urutan ketiga dengan perolehan suara sebanyak 16,1 persen. Sedangkan Ketua DPR RI Puan Maharani di urutan 7 dengan jumlah suara sebesar 2,8 persen.

2. Survei Indikator Politik Indonesia (IPI)

Hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) menunjukkan Ganjar Pranowo menjadi sosok capres dengan suara tertinggi kedua, persis setelah nama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Baca Juga  Kami Siap Jika Dipecat: Projo Pecah di Pilpres 2024?

Survei Indikator Politik Indonesia ini digelar pada 6-11 Desember 2021. Populasi survei yakni warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum.

Penarikan sampel survei Indikator menggunakan metode multistage random sampling. Total sampel 2020 responden, dengan sampel basis sebanyak 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi, serta dilakukan penambahan sebanyak 800 responden di Jawa Timur.

Margin of error survei tersebut +- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka.

Dalam survei tersebut, responden disodorkan 33 nama tokoh yang dianggap berpotensi menjadi capres. Hasilnya, Ganjar Pranowo berada di urutan 2 dengan jumlah suara sebanyak 20,8 persen, sedangkan Puan Maharani berada di urutan 9 dengan jumlah suara sebanyak 1,8 persen.

3. Survei SMRC

Lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) juga merilis survei terbarunya terkait kecenderungan perilaku politik pemilih nasional, Selasa (28/12/2021) lalu. Hasilnya, Ganjar Pranowo unggul jika pemilihan presiden (pilpres) dilakukan pada saat survei.

Survei SMRC dilakukan pada 8-16 Desember 2021, yang melibatkan 2.420 responden, dengan tingkat respons sebanyak 2.062 responden atau 85 persen dari sampel direncanakan. Populasi dipilih secara acak dengan multistage random sampling dengan error sampling ±2,2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei ini menampilkan deretan sosok yang akan dipilih menjadi presiden apabila pilpres diadakan saat itu dengan pertanyaan tertutup. Hasilnya,  Ganjar Pranowo mendapat elektabilitas sebesar 22,5 persen.

Jauh di bawahnya, Puan Maharani hanya memperoleh suara sebanyak 2,3 persen. Hingga berita ini ditulis belum ada tanggapan dari Ganjar dan Puan, termasuk PDIP terkair bendera merah tersebut.



Desi Kris