INDONESIAONLINE – Inisiatif Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) kali pertama diperkenalkan oleh Indonesia pada 2011 saat menjadi ketua ASEAN. Saat itu, Indonesia berhasil meyakinkan negara-negara anggota ASEAN untuk mengembangkan kemitraan ekonomi regional komprehensif yang selanjutnya diberi nama RCEP.

Perjanjian RCEP merupakan momentum bagus dan kesempatan dalam memperkuat ikatan ekonomi antarnegara. Juga sangat tepat menjadi sebuah solusi di masa yang penuh tantangan seperti saat ini. 

 

“Hal ini dibentuk berdasarkan kesadaran bersama bahwa kerja sama yang lebih kuat merupakan sesuatu yang penting menuju pemulihan ekonomi. Pasalnya, di masa seperti ini, kita membutuhkan tindakan yang luar biasa,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. 

RCEP memiliki pengaruh positif yang signifikan serta lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan, dunia memandang hal ini menawarkan tindakan yang konkret dalam menciptakan lingkungan perdagangan dan investasi global yang bebas, adil, dan tidak diskriminatif. 

Bukan hanya itu. RCEP juga menjadi sarana dalam mempromosikan penguatan rantai pasok regional serta mempercepat pengembangan sumber daya manusia dan ekonomi digital. Sebab, semua hal tersebut sangat penting dalam pemulihan ekonomi global dan ketahanan ekonomi di masa depan.

Baca Juga  KTNA Senori Launching Tanam Anggur, Bupati Tuban: Wajib Berkelanjutan

Semua negara anggota RCEP perlu untuk saling berkordinasi dan menjalin sinergitas guna memastikan bahwa RCEP dapat berperan dan berkontribusi dalam memajukan hubungan ekonomi dan perdagangan antarnegara peserta, termasuk antara Indonesia dan Tiongkok. 

“Saya berharap penerapan RCEP akan menarik lebih banyak investor dari Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya pada industri baru dan ekonomi digital,” ungkap Menko Airlangga ketika menyampaikan keynote speech secara virtual dalam 2022 High-level Forum for RCEP Economic and Trade Cooperation, yang diadakan China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT) dan China Chamber of International Commerce (CCOIC), Rabu (28/07/2022).

Dalam beberapa tahun terakhir, di bawah bimbingan strategis kedua kepala negara, hubungan Indonesia dan Tiongkok telah berkembang menjadi model kerja sama yang simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan antarnegara di kawasan dan juga bagi negara-negara berkembang.

 

Indonesia menghargai kolaborasi erat yang berkelanjutan dengan CCPIT dan CCOIC, yang mempromosikan peningkatan kerja sama dengan komunitas bisnis di berbagai kota dan provinsi utama di Tiongkok untuk membangun masa depan pasca-pandemi. Hal tersebut juga dilakukan melalui pembukaan lapangan kerja yang lebih besar karena didorong semakin banyaknya bisnis dan investasi.

Baca Juga  Warga Serbu Pasar Murah Borong Minyak Goreng

“Kami juga menantikan kerja sama lebih kuat dengan Kota Qingdao dan Provinsi Shandong, serta komunitas bisnisnya ejalan dengan pengembangan bisnis mereka di Indonesia dan di wilayah RCEP,” kata Menko Airlangga.

Sementara itu, 2022 High-level Forum for RCEP Economic and Trade Cooperation, yang diadakan China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT) dan China Chamber of International Commerce (CCOIC), Rabu (28/07/2022), bertema “New Opportunities, New Pattern, and New Start”.

Hadir, di antaranya yakni pemimpin Kota Qingdao dan Provinsi Shandong, pemimpin CCPIT dan CCOIC, wakil perdana menteri sekaligus menteri perdagangan Thailand, menteri negara Singapura, dan utusan khusus perdana menteri Malaysia untuk Tiongkok sekaligus ketua Dewan Bisnis Malaysia-Tiongkok.