Saksikan ‘Black and White 2 Dimensions’ di Galeri Raos Batu! Pameran seni monokrom ini mengungkap kejujuran visual seniman Jawa Timur dan makna mendalam di balik kontras hitam putih. Jelajahi karya seni unik di Kota Batu.
INDONESIAONLINE – Kota Batu, dengan udara sejuk dan lanskap pegunungan yang memukau, tak hanya menawarkan pesona alam, tetapi juga kanvas bagi ekspresi artistik yang mendalam. Sejak 28 Juni 2025, Galeri Raos di Jalan Panglima Sudirman telah bertransformasi menjadi ruang meditasi visual, menyuguhkan pameran seni bertajuk “Black and White 2 Dimensions”.
Bukan sekadar pajangan, ini adalah sebuah perjalanan introspektif melalui 25 karya yang seluruhnya bernuansa hitam putih, hasil olah rasa seniman lintas daerah di Jawa Timur.
Pameran karya seni hitam putih ini seketika menarik perhatian, bukan hanya bagi pegiat seni, melainkan juga wisatawan yang melintas. Kamera ponsel tak jarang teracung, mengabadikan momen di hadapan mahakarya yang bisu namun sarat makna.
Di antara sekian banyak, sebuah karya perupa asal Kabupaten Mojokerto berjudul Awal dan Akhir Kecupan Semesta Pikiran Manusia menjadi magnet tersendiri. Berukuran 120×145 sentimeter, kanvas ini adalah paduan apik pensil, cat akrilik, dan tinta cina, menunjukkan detail yang hanya bisa terlahir dari keterbatasan warna.
Tak hanya itu, dinamika pameran semakin hidup dengan sesi live painting yang memukau pengunjung.
Eksplorasi Dimensi Sosial dan Nurani Perupa Jawa Timur
“Sesuai temanya, dua dimensi ini dapat diartikan dua hal. Yakni ekspektasi lingkup sosial antara pelukis senior era 1990-an dan 2000-an,” ungkap Roman Chuza, Ketua Tim Pelaksana Black and White Exhibition, Sabtu (5/7/2025).
Roman menegaskan bahwa pameran perupa Batu dan daerah lain ini bukan sekadar agenda seni, melainkan refleksi “yang lahir dari hati nurani para perupa di Jawa Timur.”
Kolaborasi lintas daerah menjadi kekuatan utama pameran ini. Seniman yang terlibat berasal dari berbagai penjuru, mulai dari Kota Batu, Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, Kabupaten Mojokerto, hingga Kabupaten Lumajang. Diversitas ini memperkaya perspektif, meskipun terikat pada satu palet tunggal: hitam dan putih.
Ketika Monokrom Bicara Kejujuran Visual
Keputusan untuk membatasi diri pada spektrum monokrom ini bukanlah tanpa alasan filosofis. Roman Chuza menjelaskan bahwa hitam dan putih adalah spektrum warna yang justru tidak terbatas maknanya.
Hitam, baginya, bukan sekadar representasi kegelapan, melainkan simbol kekuatan, anggun, dan penuh misteri. Sementara putih, melambangkan kemurnian dan kesederhanaan.
“Keduanya menciptakan kontras yang dramatis dan menenangkan pandangan,” terang Roman, yang juga seorang perupa asal Kota Surabaya.
Ia menambahkan bahwa tanpa hingar-bingar warna, para seniman justru terdorong untuk menciptakan detail yang mungkin luput dari perhatian. Konsentrasi pada tekstur, bentuk, dan komposisi menjadi maksimal, menghasilkan narasi yang lebih jujur dan mendalam.
Melalui pameran seni kontemporer ini, para perupa ingin membuktikan bahwa makna kejujuran dan kesederhanaan dapat disampaikan dengan sangat kuat melalui medium hitam putih.
“Karya yang lahir dari kejujuran dapat langsung sampai maknanya kepada siapapun yang sedang melihat,” imbuh Roman.
Ini adalah sebuah undangan untuk merenung, merasakan, dan memahami bahwa keindahan sejati seringkali tersembunyi dalam kesederhanaan kontras yang paling mendasar.
Pameran seni Batu ini tidak hanya memajang karya, tetapi juga mengajak audiens untuk menyelami kedalaman makna, membuktikan bahwa Galeri Raos adalah rumah bagi ekspresi jujur yang melampaui warna (pl/dnv).