Gatot / Istimewa

JATIMTIMESMakanan jadul yang masih banyak dijumpai di Tulungagung adalah Gatot. Makanan tradisional yang aslinya dari gunung kidul, Yogjakarta ini biasanya dimakan dengan sayuran atau parutan sebagai pengganti nasi. 

“Masih banyak penggemarnya. Bahkan saya sering kehabisan meski telah membuat banyak,” kata Murti (50) pembuat makanan Gatot asal Kalidawir ini. 

Menurutnya, proses pembuatan gatot memakan waktu yang lumayan lama. Diawali dengan fermentasi ketela pohon dengan cara dijemur sampai muncul jamur. “Jika sudah jadi gaplek, kemudian direndam selama dua malam sampai ketela tersebut kenyal. Setelah itu ditiriskan, dicuci, dan diambil kulit arinya,” ujarnya. 

Tidak cukup di situ, bahan setengah jadi ini kemudian dipotong-potong kecil dan direndam selama satu malam lagi. “Baru setelah direndam ini, kemudian dikukus selama dua jam dan ditambahkan gula merah, garam, dan kelapa agar rasanya manis dan lebih gurih,” ungkapnya. 

Baca Juga  Berbuka Puasa dengan Hidangan Terbaik Indonesia ala Raja-Raja Nusantara di Vasa Hotel Surabaya

Setelah selesai proses dan siap dihidangkan, gatot akan lebih enak ditaburi dengan kelapa yang telah diparut. “Selain rasanya khas, makanan ini kata orang-orang menghindari asam lambung. Makanya masih banyak dicari,” jelasnya.

Selain diantar dalam bentuk bungkusan mika dan plastik dan diantar di beberapa warung langganan, ia juga menjual secara online melalui akun milik anaknya. 



Anang Basso