Jember Marching Band (JMB) siap berlaga di Malaysia World Band Competition 2025 dengan dukungan penuh Bupati Gus Fawait. Simak visi besar menjadikan marching band sebagai ‘JFC Kedua’ dan target ambisius meraih 5 medali emas di panggung dunia.
INDONESIAONLINE – Di tengah gemuruh ritmis dan dentuman perkusi yang memecah keheningan malam di GOR PKPSO, sebuah visi besar untuk masa depan Jember mulai terbentuk. Bukan sekadar kompetisi, langkah Jember Marching Band (JMB) menuju ajang prestisius Malaysia World Band Competition 2025 menjadi simbol dari sebuah ambisi baru: melahirkan ikon global kedua bagi Jember setelah Jember Fashion Carnaval (JFC).
Dukungan penuh datang langsung dari orang nomor satu di Jember, Bupati Muhammad Fawait. Dalam sebuah kunjungan mendadak yang mengejutkan para atlet pada Jumat (15/8/2025) malam, Gus Fawait tidak hanya memberikan suntikan moral, tetapi juga menancapkan sebuah mimpi kolektif.
“Anak muda itu harus punya mimpi besar. Pemkab Jember akan selalu berada di garda terdepan untuk mendukung kreativitas dan prestasi mereka,” tegas Gus Fawait dengan suara berapi-api di hadapan puluhan anggota JMB yang berseragam latihan.
Kunjungannya bukan sekadar formalitas. Ia membagikan kisah inspiratif perjalanan kariernya sebagai anak desa yang berhasil menembus batas. Pesannya jelas: latar belakang bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan di panggung dunia.
“Anak Jember harus sukses. Anak pelosok juga harus semangat. Selalu semangat dalam memperjuangkan nama baik Jember,” ujarnya, membakar semangat para personel yang akan menjadi duta bangsa.
Visi Besar di Balik Dukungan: Marching Band Sebagai Pilar Ekonomi Kreatif Baru
Lebih dari sekadar dukungan untuk satu tim, Gus Fawait memaparkan sebuah cetak biru jangka panjang. Ia bermimpi Jember memiliki event marching band berskala internasional yang kemegahannya setara dengan JFC.
“Kalau JFC sudah mendunia dan menjadi identitas kita, maka harus ada juga event marching band yang meriah dan menjadi kebanggaan baru Jember. Ini adalah potensi luar biasa yang harus kita kembangkan bersama,” ungkapnya.
Visi ini mendapat tanggapan positif dari pengamat ekonomi kreatif. Dr. Ardiansyah Pratama, seorang analis branding daerah dari Universitas Indonesia, menilai langkah ini sangat strategis.
“Jember sudah memiliki modal branding yang kuat lewat JFC. Menduplikasi kesuksesan itu ke sektor lain seperti marching band adalah langkah cerdas. Marching band memiliki ekosistem yang kuat: pendidikan, industri alat musik, konfeksi seragam, hingga pariwisata event. Jika digarap serius, ini bisa menjadi pilar ekonomi kreatif baru yang menyerap banyak tenaga kerja dan mendatangkan devisa,” jelas Dr. Ardiansyah saat dihubungi via telepon.
Menurut data Asosiasi Pelatih Marching Band Indonesia (APMI), Indonesia merupakan salah satu negara dengan komunitas marching band terbesar di Asia Tenggara. Kemenangan di ajang internasional seperti MWBC akan semakin mengukuhkan posisi Indonesia dan membuka peluang bagi Jember untuk menjadi tuan rumah event serupa di masa depan.
Persiapan Matang Menuju Pentas Dunia
Ambisi besar ini ditopang oleh persiapan yang tidak main-main. Manager JMB, Tri Basuki, mengungkapkan bahwa timnya telah menggembleng diri selama delapan bulan penuh sejak Desember 2024.
“Latihan intensif meliputi aspek musikalitas, koreografi, ketahanan fisik, dan mental. Setiap detail kami persiapkan dengan matang karena lawan yang dihadapi adalah tim-tim terbaik dari seluruh dunia,” kata Tri Basuki.
Dengan persiapan tersebut, JMB tidak datang ke Malaysia hanya sebagai partisipan. Mereka memasang target tinggi: membawa pulang lima medali emas dari lima kategori yang diikuti. Marching Show Band, Konsep Marching Show, Drum Battle, Brush Battle, dan Slite Parade.
“Target kami lima emas. Dukungan luar biasa dari Pemkab Jember di bawah kepemimpinan Gus Fawait dan para orang tua membuat anak-anak semakin bersemangat dan percaya diri untuk memberikan yang terbaik,” tambahnya.
Sebanyak 138 orang akan menjadi bagian dari kontingen Jember yang berangkat ke Malaysia pada 8–16 September 2025. Rombongan ini terdiri dari 90 atlet, 5 pelatih, 2 konsultan internasional, 12 ofisial, 20 wali atlet, dan 4 tim teknis EO, menunjukkan keseriusan Jember dalam misi ini.
Dengan restu dan dukungan penuh dari pemimpin daerah, langkah Jember Marching Band di panggung dunia bukan lagi sekadar kompetisi. Ini adalah sebuah deklarasi, bahwa dari sebuah kota di ujung timur Jawa, sebuah gema prestasi baru siap mengguncang dunia (mam/dnv).