Gema Hip-Hop di Arus Kuantan: Jejak Melly Mike dan Tradisi Pacu Jalur

Gema Hip-Hop di Arus Kuantan: Jejak Melly Mike dan Tradisi Pacu Jalur
Tradisi Pacu Jalur merupakan tradisi ratusan tahun dari pedalaman Riau yang kini berpadu dengan tren di medsos Aura Framing (Ist)

Bagaimana lagu hip-hop ‘Young Black & Rich’ dari Melly Mike menyatu dengan tradisi Pacu Jalur Riau lewat tren Aura Farming? Simak kisah unik pertemuan dua budaya yang menggetarkan arus digital dan dunia nyata.

INDONESIAONLINE – Sebuah getaran modern dari Amerika Serikat tiba-tiba berpadu dengan tradisi ratusan tahun dari pedalaman Riau. Inilah fenomena langka yang membuktikan bahwa di era digital, tak ada lagi batas yang terlalu jauh untuk sebuah budaya.

Di pusat pusaran ini ada dua nama: Melly Mike, seorang penyanyi hip-hop, dan Pacu Jalur, sebuah festival kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing).

Kisah ini bermula dari sebuah tren tak terduga di TikTok dan Instagram yang dikenal sebagai “Aura Farming“. Ribuan video menampilkan pemuda-pemudi, sering kali anak-anak, berdiri di atas sampan atau perahu kecil, menari dengan gerakan ritmis yang meniru para pendayung (“anak pacu”) dalam tradisi Pacu Jalur.

Gerakan energik penuh semangat itu ternyata menemukan pasangan sempurnanya pada sebuah lagu: “Young Black & Rich” karya Melly Mike.

Dentuman bass yang kuat dan lirik penuh afirmasi tentang perjuangan, kebanggaan identitas, dan impian kebebasan finansial dalam lagu tersebut secara ajaib selaras dengan spirit kompetisi, kerja sama tim, dan daya juang yang menjadi esensi Pacu Jalur. Simbiosis budaya ini meledak.

Lagu yang dirilis pada 1 Juni 2024 itu melesat, menduduki takhta #1 di tangga lagu Shazam Top 200 Viral Indonesia pada pekan pertama Juli 2025, setahun setelah perilisannya. Sebuah bukti nyata betapa kuatnya arus digital dalam membentuk selera dan tren.

Penyanyi hip hop Amerika Serikat bernama Melly Mike (Ist)

Pacu Jalur: Lebih dari Sekadar Lomba Dayung

Untuk memahami skala fenomena ini, kita perlu menyelami makna Pacu Jalur itu sendiri. Ini bukan sekadar lomba perahu. Berdasarkan catatan sejarah dan penetapannya sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kemendikbudristek, Pacu Jalur adalah sebuah perayaan budaya akbar yang akarnya menancap hingga abad ke-17.

Awalnya, jalur (perahu panjang) digunakan sebagai alat transportasi utama di sepanjang Sungai Kuantan. Perlombaan kemudian menjadi cara untuk merayakan hari besar Islam dan kini menjadi festival tahunan yang menarik ratusan ribu pengunjung.

Sebuah “jalur” adalah mahakarya gotong royong. Dibuat dari satu batang pohon utuh yang bisa mencapai panjang 25 hingga 40 meter, perahu ini diawaki oleh 40-60 orang pendayung.

Di dalamnya ada peran-peran kunci: “tukang onjai” yang memberi komando di bagian depan dengan tarian khasnya, “tukang tari” di bagian tengah yang menjaga ritme, dan “juru mudi” di belakang. Pacu Jalur adalah tentang kekuatan, kekompakan, dan kehormatan kampung yang dipertaruhkan di setiap kayuhan dayung.

Energi komunal dan semangat juang inilah yang tanpa disadari tertangkap dalam tren “Aura Farming” dan beresonansi dengan lagu Melly Mike.

Jembatan Tak Terduga: Dari Viral ke Panggung Nyata

Kabar viralnya lagu “Young Black & Rich” sebagai “lagu kebangsaan” tak resmi Pacu Jalur versi digital akhirnya sampai ke telinga sang pencipta. Reaksi Melly Mike bukan sekadar ucapan terima kasih di media sosial. Ia melihat sebuah jembatan budaya yang tulus telah terbangun.

Dalam sebuah video yang dibagikan oleh akun Instagram @jalur.sport pada Jumat (11/7/2025), Melly Mike secara resmi mengumumkan kehadirannya di Festival Pacu Jalur 2025 yang akan digelar pada 20–24 Agustus di Kuansing, Riau.

“Apa kabar Indonesia? Ini Melly Mike, pencipta lagu Young Black and Rich. Saya penyanyi dari Amerika Serikat dan akan pergi ke Riau untuk Festival Pacu Jalur,” sapanya dengan antusias.

Undangan ini bukan hanya seremoni. Melly Mike dijadwalkan akan tampil langsung, membawa anthem yang telah menggema di dunia maya ke sumber inspirasinya.

“Tidak hanya itu, saya juga akan tampil menyanyikan lagu Young Black and Rich secara langsung. Saya sangat berterima kasih kepada kalian semua karena telah menyambut saya dan memberi saya kesempatan untuk merasakan budaya kalian,” ujarnya.

Diplomasi Budaya Era Digital

Kehadiran Melly Mike di Tepian Narosa, arena utama Pacu Jalur, akan menjadi momen simbolis yang kuat. Ini adalah puncak dari sebuah diplomasi budaya yang terjadi secara organik, dimediasi oleh algoritma dan kreativitas kolektif warganet.

Sebuah lagu tentang pengalaman “Young, Black & Rich” di Amerika menemukan rumah kedua di tengah riuh-rendah semangat “anak pacu” di Sungai Kuantan.

Melly Mike sendiri menyadari kedalaman makna dari kunjungannya. Ini bukan sekadar tur musik, melainkan sebuah perjalanan untuk belajar dan menghormati.

“Saya tidak sabar untuk bertemu dengan kalian semua dan belajar sebanyak mungkin. Mari kita buat momen ini lebih besar dari apa yang bisa kita bayangkan,” tuturnya, sebelum menutup pesannya dengan ucapan khas Pacu Jalur, “Salam Kayuah!”

Ucapan “Salam Kayuah” itu menjadi segel pengesahan. Sang penyanyi hip-hop tidak hanya datang sebagai bintang tamu; ia datang sebagai seorang sahabat yang siap ikut merasakan getaran dayung dan semangat juang yang telah membuat lagunya abadi di hati masyarakat Kuansing.

Pertemuan antara Melly Mike dan Pacu Jalur adalah bukti bahwa musik dan budaya adalah bahasa universal yang mampu mengarungi samudra dan sungai, menghubungkan Bronx dengan Kuantan dalam sebuah harmoni yang tak pernah terbayangkan sebelumnya (ina/dnv).