INDONESIAONLINE – Gencatan senjata Israel-Hamas telah berakhir. Pesawat-pesawat tempur Israel kembali menggempur Gaza, pada Jumat (1/12/2023). Para warga sipil Palestina melarikan diri ke tempat perlindungan dan sirene roket terdengar di Israel selatan.

 

Seperti dilaporkan Reuters, Jumat (1/12/2023) perang kembali terjadi setelah gencatan senjata yang telah berlangsung selama seminggu berakhir tanpa ada kesepakatan untuk memperpanjangnya.

Pada Jumat (1/12/2023), jurnalis Reuters di Khan Younis di Gaza selatan melihat Gaza wilayah timur menjadi sasaran pemboman intensif, sehingga menimbulkan asap membubung ke langit. Warga turun ke jalan untuk mencari perlindungan ke wilayah barat.

Sementara itu, di wilayah (Gaza) utara yang menjadi zona utama peperangan juga terlihat gumpalan asap besar membubung di atas reruntuhan. Deru tembakan dan dentuman ledakan juga terdengar.

Baca Juga  Israel Makin Terancam, Pemimpin Hizbullah Serukan Pembalasan Kematian Saleh Al-Arouri

Hampir dua jam setelah gencatan senjata berakhir, pejabat kesehatan Gaza melaporkan bahwa 35 orang telah tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara yang menghantam sedikitnya delapan rumah.

Petugas medis dan saksi mengatakan pemboman paling intensif terjadi di Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza selatan, dan juga menargetkan rumah-rumah di wilayah tengah dan utara.

“Anas, anakku, aku tidak punya siapa-siapa selain kamu, anakku! Dia satu-satunya anakku!,” ratap ibu Anas Anwar al-Masri, bocah lelaki yang terbaring di tandu dengan cedera kepala di koridor Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah melanjutkan operasi tempur dan pesawat-pesawat tempurnya menyerang daerah kantong tersebut. Israel menuduh Hamas melanggar gencatan senjata terlebih dahulu dengan menembakkan roket dan gagal membebaskan semua wanita yang disandera.

Baca Juga  Presiden Jokowi Lakukan Misi Perdamaian Rusia-Ukraina, Benarkah karena Hutang Budi Indonesia?

“Dengan dimulainya kembali pertempuran, kami menekankan: Pemerintah Israel berkomitmen untuk mencapai tujuan perang – membebaskan sandera kami, melenyapkan Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah menjadi ancaman bagi penduduk Israel,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Sedangkan Hamas mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas berakhirnya gencatan senjata. Karena Israel menolak persyaratan untuk membebaskan lebih banyak sandera dan memperpanjang peperangan.

“Apa yang tidak dicapai Israel selama lima puluh hari sebelum gencatan senjata, tidak akan tercapai dengan melanjutkan agresinya setelah gencatan senjata,” Ezzat El Rashq, anggota biro politik Hamas, mengatakan di situs kelompok tersebut.