INDONESIAONLINE – Jelang peringatan peristiwa G30s/PKI isu tentang komunisme kembali menjadi sorotan. Hal ini membuat ceramah lawas KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha kembali viral. 

Dalam ceramahnya yang diunggah di channel YouTube @Hikmah Ulama pada 2020 lalu berjudul ‘Umat Islam yang Imannya lemah Digiring untuk Simpati Pada PKI – Gus Baha’, Gus Baha menyampaikan fatwa tegas terkait komunis. Awalnya, Gus Baha menjelaskan tentang jihad. 

Ia menegaskan bahwa, jihad itu tidak termasuk dalam rukun Islam. 

“Nabi juga tidak pernah memasukkan jihad bagian dari rukun Islam. Jihad itu kondisional. Jadi, kalau harus jihad ya jihad. Tetapi, jihad tidak pernah menjadi bagian dari rukun Islam,” ujar Gus Baha. 

Menurutnya, masalah jihad ini perlu disampaikan karena sekarang banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang sudah syahadat, salat, puasa, hanya karena tidak jihad, kemudian tidak Islam. 

“Itu salah besar. Karena rukun Islam itu, di semua hadits sahih tidak pernah memasukkan jihad sebagai bagian dari rukun Islam,” tegas Gus Baha. 

Tak kalah menarik, Gus Baha juga menyebut soal jihad melawan komunis. Ia menceritakan baru saja bertemu dengan beberapa kiai di Kanjen, Jawa Tengah. 

“Saya akan beritahu Anda semua tentang ciri khas ulama, meski kita sendiri tidak perlu mengaku sebagai ulama,” katanya. 

Menurut Gus Baha, ulama juga memiliki kelemahan. Termasuk dalam menghadapi harta dan wanita. 

Jika ada orang yang tidak tertarik keduanya, maka tidak normal. 

“Saya mau terangkan (soal komunis). Awas kalau tidak paham,” tutur Gus Baha. 

Gus Baha tidak ingin terlalu jauh mengomentari tentang sejarah komunisme di Indonesia. Karena bisa menjadi sejarah yang dibolak-balik kebenarannya. 

“Kamu jangan jadi LSM yang terjebak isu pemutarbalikan sejarah. Misalnya begini: wah itu dulu (PKI) hanya ciptaan Orde Baru, sebetulnya kejadiannya tidak begitu. Sejarah itu (memang) bisa dibolak-balik. Oke sejarah memang bisa dibolak-balik, tetapi kita harus ikuti yang resmi, karena Islam itu tidak mau ribet,” ungkap Gus Baha. 

Bagi Gus Baha, baik komunis itu menjadi korban dari kekerasan pemerintah atau tidak, tetap saja segala sesuatu yang mengajarkan masyarakat untuk tidak percaya kepada Tuhan itu salah. Apalagi Islam harus meyakini bahwa Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah. 

“Simak dengan serius. Ini fatwa saya. Sampai saya bertemu Allah SWT, fatwa saya tetap seperti ini. Yang terpenting dalam aqidah Islam, kamu membenarkan 1 ormas atau 1 organisasi politik atau 1 gerapak apa saja, cek itu dari ajarannya apa? Tidak penting sejarah.” 

“Menurut ajaran Islam, kalau orang mengajak kepada komunisme, mengajak ateisme, tidak bertuhan, itu pasti ajaran yang salah. Meskipun, orang itu berperadaban secara benar, meski pun orang berposisi terzhalimi,” jelas Gus Baha. 

“Misalnya ada orang yang didholimi, kemudian mengajarkan komunisme hanya karena didholimi, ini berbahaya. Biasanya orang-orang LSM tertentu kemudian simpati, kalau sudah simpati, membenarkan. Kamu tidak perlu ikut seperti itu. Kalau ajarannya salah, ya salah. Baik orang (komunis) itu terdholimi atau tidak,” jelasnya lagi. 

Ajaran komunisme (PKI) baik itu terdholimi atau tidak, ajarannya tetap salah karena mengajak tidak bertuhan.

“Sekarang ini, umat Islam yang imannya pas-pasan, digiring untuk simpati atau berempati kepada komunis karena seakan-akan mereka itu korban, paham? Awas kalau tidak paham,” ujar Gus Baha serius. 

dk/dn