JATIMTIMES – Pimpinan Pesantren Rubath Tarim Hadramaut Kota Yaman, Asia Barat Daya Al Habib Abdul Qodir Jailani bin Mahdi bin Abdullah Assyatiri berkunjung ke Yayasan Pondok Pesantren dan Majelis Ta’lim (YPPM) Daruttauhid Al-Hasaniyyah pimpinan KH Abullah Hasyim menantu alharhum KH Muhammad Nashiruddin di Desa Sendang, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (27/1/2022).

Kedatangan Al Habib Jailani ke ponpes YPPM Daruttauhid Al-Hasaniyyah untuk memberikan thausiyah dan risalah Islam kepada para santri-santriwati, wali santri dan pengasuh ponpes dalam memberikan dan menuntut Ilmu keagamaan bekal dunia dan ahirat di lingkungan pesantren di Indonesia

“Pondok pesantren banyak memberikan dan mengajarkan ilmu-ilmu yang bersanat kepada Nabi Muhammad SWA. Kami harap mudah-mudahan siapa saja yang belajar di ponpes bisa mengembangkan dan meneruskan sampai penjuru Negara,” ungkap Al-Habib Jailani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh santrinya.    

Al Habib Jailani juga mengungkapkan kekaguman atas keelokan khususnya syiar agama Muhammadiyah (umat nabi Muhammad) yang melaksanakan Majlis Dizkri di segala penjuru ponpes di Indonesia. Pasalnya, selama perjalanan dakwahnya dari Hadramaut dan tiba ke Indonesia melewati jalan setapak serta berkeliling 12 hari dari satu tempat pesantren ke tempat pesantren lain. 

Baca Juga  2.456 Pelanggar Terjaring Polisi selama Operasi Patuh Semeru 2022 di Jombang

“Wa Ila, Wa Ila, wa Ila, (dari) satu ponpes ke ponpes jalan setapak, Alhamdullilah, di penjuru pesantren banyak Majlis Maulidiyah dan ini (Indonesia) merupakan Nikmat Allah SAW,” sambungnya.

Selain itu, Al Habib Jailani dalam nasehat kepada umat muslim yang menuntut atau mencari Ilmu hukumnya wajib. Sebab itu, ia mengingatkan kepada santri-santriwati yang mencari ilmu harus mempunyai adab. Sebab, ia menilai banyaknya santri yang menimba ilmu di pesantren tidak mengindahkan aturan- aturan selama di pesantren. Akibatnya, ilmunya tidak bermanfaat dan tidak mendapat berkah. Ia juga mengingatkan santri untuk menata serta membersihkan niatnya dalam menuntut Ilmu untuk mendapatkan pahala.

“Berpuluh-puluh tahun mondok di pesantren, santri sepulang dari nyantri ilmunya banyak tidak bermanfaat kenapa? Karena kurang adab, banyak maksiat dan kurang niat serta berani melanggar aturan-aturan pesantren. Mari bermuhasabbah tertibkan waktumu. Kalau belajar rajin dan bersungguh-sungguh serta ditopang dengan sabar,” imbuhnya.  

Masih di acara yang sama, Al-Habib Jailani juga memberikan nasehat khususnya walisantri atau orang tua santri untuk mendukung pembelajaran anaknya di pesantren. Ia mengiatkan, bahwa orang tua juga bertanggung jawab memantau perkembangan anak selama menuntut ilmu di pesantren. “Orang tua jangan cuma memasrahkan anaknya ke pesantren. Sebab, orang tua juga harus ikut memantau perkembangan anaknya di pesantren,” lanjutnya.

Baca Juga  Melalui Program Makmur, Petrokimia Berhasil Bantu Tingkatkan Pendapatan Petani

Sebab itu, Al Habib mengajak orang tua santri untuk selalu memberikan doa kepada anaknya di pesantren. ”Selain perkembangan juga mendoakan untuk memperoleh keridhaan,” tambahnya.

Di penutupan thausyiah, Al Habib Jailani juga mengingatkan kepada pengasuh pesanten mengarahkan santri untuk tetap serius dalam menuntut ilmu. Hal ini sejalan kelak yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. ”Dan terakhir semoga kita semua selalu membaca kitab suci Al quran karena ini yang menjadikan kita mendapatkan futuh serta ketentraman,” tutupnya. 

Diketahui, Rubath Tarim telah melahirkan ribuan ulama besar tersebar di segenap penjuru dunia kawasan Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Al Habib Jailani merupakan keponakan pendiri Rubath Tarim di Hadramaut, Yaman. Kini sepeninggal pamannya Sultonul Ulama Al Habib Salim bin Abdullah bin Umar Assyatiri, pesantren rubath Tarim yang berusia sekitar 135 tahun di pimpim Al Habib Abdul Qodir Jailani bin Mahdi bin Abdullah Assyatiri.



Ahmad Istihar