Hari Pertama Tembus 335 Ribu Penonton, Film Vina: Sebelum 7 Hari Tuai Kontroversi di Medsos

INDONESIAONLINE – Film Vina: Sebelum 7 Hari yang mengangkat kisah nyata Vina, seorang gadis asal Cirebon yang menjadi korban kekerasan geng motor, berhasil menarik perhatian penonton di hari pertama penayangannya. Film ini ditonton oleh lebih dari 335.812 orang dan masuk dalam daftar film dengan opening day terbaik di Indonesia.

Anggy Umbara, sutradara film ini, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian tersebut melalui akun Instagramnya.

“Masuk dalam all time top opening day! Vina: Sebelum 7 Hari di hari pertama 335.812. Al Fatihah untuk Almarhumah Vina,” tulisnya melalui kepsen Instagram, Kamis (9/5) lalu.

Ia berharap film ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perundungan dan bullying.

“Semoga kita lebih peduli dengan lingkungan, menghilangkan bullying dan makin banyak orang aware terhadap tragedi keji ini,” tulis Anggy.

Niat baik Anggy Umbara ini disambut baik oleh keluarga Vina. Dheeraj Kalwani, CEO dan Produser Dee Company, mengungkapkan bahwa keluarga Vina setuju dengan pembuatan film ini karena masih ada tiga pelaku yang belum ditangkap.

“Tanpa adanya film ini, orang akan lupa dan tidak peduli,” ungkapnya.

Baik pihak produksi dan keluarga Vina berharap film ini dapat mendorong aparat hukum untuk bergerak lebih cepat dalam menangkap para pelaku yang masih buron.

Tanggapan Penonton dan Netizen

Penonton film Vina: Sebelum 7 Hari memberikan tanggapan yang beragam. Banyak yang mengaku tersentuh dan bahkan menangis saat menonton film ini.

“Nonton vina satu studio pada nangis.”

“Tadi siang nonton film Vina, baru mulai udah dibuat nangis filmnya sadis ih ya Allah.”

“Sampe nangis terisak2 nonton ini.”

Di sisi lain, beberapa netizen di media sosial memberikan kritikan terhadap film ini. Mereka berpendapat bahwa kesadisan kisah yang dialami Vina tidak seharusnya dijadikan bahan tontonan.

“Sebenarnya ga masalah kalau untuk menyindir para pelaku yg sebentar lagi udh mau bebas + beberapa yg belum ketangkep… tapi harusnya dijadiin film dokumenter aja ga si? krna kan kita mau mencari keadilan buat Vina nya… bukan divisualisasikan kyk gini.”

“Seharusnya bikin dokumenter untuk mengungkap fakta bukannya malah di pertontonkan penderitaan almarhumah.”

“Kenapa genrenya harus jadi horor? Kenapa nggak crime aja, di jadikan film/dokumenter/drama yang menceritakan runtutan kejadiannya bagaimana.”

“Kalau yg ini malah eksploitasi horor & terror.”

Kontroversi ini menunjukkan bahwa film “Vina: Sebelum 7 Hari” telah berhasil memicu diskusi publik tentang berbagai isu, seperti perundungan, keadilan, dan batas-batas dalam penggambaran kisah nyata dalam film.