INDONESIAONLINE – Pulau Jawa dihuni oleh 60 persen dari total populasi Indonesia. Jumlahnya sekitar 150 juta jiwa. Lebih beaar dibandingkan jumlah penduduk Rusia yang mencapai 143,4 juta jiwa dan Jepang yang mencapai 125,7 juta. Mengapa demikian?

Seorang penulis asal Prancis, Tomas Pueyo Brochard, memberikan alasan soal populasi Jawa yang padat dibandingkan pulau lainnya. Menurut dia, bukan karena posisi Jawa yang strategis.

“Apakah karena posisinya yang strategis?Tidak, Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaya di utaranya selalu lebih baik posisinya di sekitar Selat Malaka,” kata Tomas, dikutip akun X (Twitter) pribadinya.

Lebih lanjut, Tomas juga menilai kepadatan penduduk di Jawa bukan karena kerajaannya. Sebab, posisi kerajaan lokal awal berpusat di utara, seperti Sriwijaya. “Hanya Singhasari (dan kemudian + Majapahit yang kuat) yang berbasis di Jawa, dan hegemoni regional mereka berlangsung kurang dari 2 abad,” jelasnya.

Lantas apa karena penjajahan Belanda, penduduk di Jawa lebih banyak? Tomas juga menjawab tidak. Sebab, Belanda dinilai lebih tertarik pada rempah-rempah yang tumbuh di pulau di bagian timur, seperti Maluku. “Pulau Jawa sudah sangat padat penduduknya sebelum tahun 1800-an. Dan pertumbuhannya sangat pesat setelah pendudukan,” ungkapnya.

Baca Juga  Patung Soekarno Siap Berdiri di Moskow

Menurut Tomas, alasan Jawa berpopulasi padat karena hanya di Pulau Jawa yang menghasilkan 75% beras di Indonesia. “Anda dapat melihat tumpang tindih antara wilayah produksi beras dan kepadatan penduduk,” kata dia.

Lebih lanjut Tomas nenyebut Pulau Jawa dikenal tanahnya yang subur karena ada banyak gunung berapi. “Memang, Anda bisa melihat Pulau Jawa ramai kecuali di dalam gunung berapi yang membentuk lubang-lubang di peta lampu malam,” katanya.

Ia mengatakan alasan soal Sumatera yang juga memiliki gunung berapi, namun tak sesubur Jawa. Hal ini karena meski lebih kecil daripada Sumatera, Pulau Jawa memiliki lebih banyak gunung berapi aktif. Gunung berapi ini sangat aktif sehingga mengeluarkan abu dan bisa menjadi pupuk yang baik.

“Lempeng Indo-Australia yang berada di bawah Indonesia telah menciptakan gunung berapi di Jawa dan Sumatera, namun juga rangkaian pegunungan di Sumatera yang tidak subur,” kata dia.

Baca Juga  Penemuan 'Abadi' Terinspirasi Mimpi

Lebih lanjut, Tomas menilai Sumatera dan Kalimantan berada di garis khatulistiwa, yang berarti sangat panas dan hujan, sehingga tanah baru tidak dapat terbentuk. Yang artinya, tanaman baru memakan tanaman mati, dan hujan melepaskan nutrisi dari tanah.

“Pencucian ini telah terjadi selama jutaan tahun sejak pulau-pulau ini terbentuk. Pegunungan di Kalimantan misalnya, terbentuk ratusan juta tahun lalu,” katanya.

Sebagian besar wilayah Pulau Sumatera, kata Tomas, juga sangat datar, dekat dengan permukaan laut, sehingga tergenang air dan tidak subur.

Peta sebaran tanah subur di Indonesia (hijau Subur). (Foto: X)

Peta sebaran tanah subur di Indonesia (hijau Subur). (Foto: X)

Dari alasan di atas, Tomas menyimpulkan penduduk di Pulau Jawa lebih padat dibandingkan pulau lainnya di Indonesia, karena hal-hal berikut ini:

● Tanah vulkanik supersubur

● Abu vulkanik yang menambah kesuburannya

● Hujan dan panas

● Daerah lain tidak memiliki kepadatan gunung berapi aktif sebesar itu

● Atau tanahnya telah tercuci. (bin/hel)