INDONESIAONLINE – Patung Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno siap didirikan oleh Pemerintah Rusia di Taman Seni Museon Moskow.

Rencana pembangunan itu disampaikan oleh Ketua Komisi Seni Monumental Duma Kota Moskow, Igor Voskresensky melalui akun Twitter resmi Kedubes Rusia.

Dalam cuitannya, ia mengatakan pembangunan patung Bung Karno itu sebagai langkah mempererat hubungan bilateral yang telah terjadi antara Rusia dan Indonesia. Patung itu juga didirikan sebagai apresiasi atas peresmian patung kosmonot Yuri Gagarin di Jakarta pada 2021 silam.

“Pembangunan patung Presiden Soekarno dimaksudkan sebagai tanggapan atas dibukanya patung kosmonot Uni Soviet Yuri Gagarin. Monumen ini didirikan di Ibu Kota Indonesia, Jakarta, di Taman Mataram dan diresmikan pada 11 Maret 2021,” cuit akun Twitter resmi Kedubes Rusia dikutip dari detikcom, Sabtu (10/6/2023).

Adapun wacana pembangunan Patung Sukarno itu juga memiliki nilai historis. Sukarno diketahui sempat berkunjung ke Rusia pada tahun 1956. Adapun kunjungan itu terekam dalam sebuah produksi film dokumenter dari Studio Film Dokumenter Pusat Uni Soviet. Dalam film tersebut Sukarno tampak mengunjungi Galeri Tretyakov dan berjalan di tepi sungai Moskow yang saat ini berdiri Taman Seni Museon.

Baca Juga  PWI Gresik Tanam Ratusan Pohon Tabebuya di Perbatasan

“Jika kita membuat analogi sejarah, Soekarno pernah berkunjung ke lokasi yang sekarang dipilih untuk patung beliau,” katanya.

Sementara diketahui, jika dulunya Rusia bernama Uni Soviet punya ikatan sejarah panjang dengan Indonesia. Bahkan, Rusia bisa dikatakan dipaksa Presiden Soekarno untuk menuruti perintahnya.

Ceritanya terjadi pada 1961 di mana Uni Soviet dan Amerika Serikat menjadi dua negara adidaya dan berusaha saling mengalahkan satu sama lain. Indonesia yang dipimpin Soekarno saat itu dianggap memiliki nama besar, sehingga keduanya berharap bisa bersahabat dengan Soekarno.

Bung Karno pernah diundang ke Uni Soviet oleh Perdana Menteri Nikita Sergeyevich Khrushchev. Tujuannya adalah agar terlihat Soekarno mendukung Uni Soviet.

Lewat sambungan telepon, Soekarno diharapkan mau berkunjung ke Uni Soviet. Berbicara dengan bahasa Inggris yang lancar, Soekarno meminta syarat kepada Khrushchev untuk memenuhi undangan Uni Soviet.

“Tuan, saya mau datang ke Uni Soviet kalau Anda menemukan Makam Imam Bukhori,” kata Soekarno kepada Khrushchev.

Tentu saja permintaan itu membuat Uni Soviet kalang kabut. Pasalnya Khrushchev dan Uni Soviet yang berfaham komunis tidak memiliki informasi siapa Imam Bukhori dan di mana makamnya.

Baca Juga  Gus Iqdam Jadi Maba FH Unisba Blitar

Uni Soviet sempat menawar syarat lain, tapi Soekarno menolak. Bung Karno mengatakan jika Khrushchev tidak bisa menemukam makam Imam Bukhori, dia tidak akan datang ke Uni Soviet.

Akhirnya setelah pencarian cukup panjang, makam Imam Bukhori ditemukan di sebuah wilayah terpencil, Samarkan. Saat itu makam perawi hadist Rasulullah terkenal itu kondisinya memprihatinkan. Rumput setinggi tiga meter menutupi makam tersebut.

Khrushchev lalu menyampaikan kepada Bung Karno jika makam sudah ditemukan. Soekarno meminta makam tersebut dipugar. Jika Uni Soviet, Soekarno menawarkan agar jasad Imam Bukhori dipindahkan ke Indonesia untuk dimakamkan. Bahkan Soekarno menawarkan pertukaran Imam Bukhori dengan emas seberat peti mati.

Khrushchev yang gengsi tak mau kalah. Ia pun menuruti permintaan Bung Karno.Setelah semuanya dipenuhi, Bung Karno melawat ke Uni Soviet.

Ketika sampai Uni Soviet sore hari, Soekarno memilih membaca Alquran sampai pagi. Di hari kedua, Soekarno memilih berziarah ke Makam Imam Bukhori ketimbang mementingkan kunjungan kenegaraan (ina/dnv).