Inovasi Pengelolaan Sampah Kabupaten Malang Jadi Magnet Studi Tiru Aceh Tengah

Inovasi Pengelolaan Sampah Kabupaten Malang Jadi Magnet Studi Tiru Aceh Tengah
TPA Talangagung Kepanjen, Kabupaten Malang jadi salah satu daya tarik Aceh Tengah (jtn/io)

INDONESIAONLINE – Keberhasilan Kabupaten Malang dalam mengelola sampah menarik perhatian daerah lain. Terbaru, Pemkab Aceh Tengah melakukan kunjungan kerja khusus untuk mempelajari berbagai inovasi yang diterapkan Malang dalam menuntaskan problem sampah yang mencapai 1.200 ton per hari.

Bupati Malang, HM. Sanusi, memaparkan setidaknya dua unggulan utama dalam pertemuan dengan Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, dan jajarannya. Pertama, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talangagung yang telah menjadi legenda.

“TPA ini sudah direplikasi 150 kota/kabupaten. Keunikannya, selain tidak berbau, gas metan yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan energi 300 KK di sekitar lokasi,” jelas Sanusi.

Inovasi kedua yang lebih mutakhir adalah incinerator “Wisanggeni”. Alat pembakar sampah yang baru diluncurkan di Markas Divif 2 Kostrad Singosari ini dirancang ramah lingkungan.

“Asap pembakarannya direndam dalam air, sehingga tidak ada polusi udara. Residu pembakaran jadi pupuk organik, dan abunya bisa memperkuat paving blok,” terang Sanusi.

Pemkab Malang berencana mengadopsi Wisanggeni untuk TPA Randuagung dan mereplikasinya di tingkat kecamatan pada 2026, dengan biaya terjangkau sekitar Rp 40 juta per unit, sebagai solusi mengurangi penumpukan sampah.

Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, mengaku terkesan. “Tata kelola sampah di Malang luar biasa, dari pemilahan individu hingga pengolahan di desa yang menghasilkan pendapatan. Ini yang ingin kami pelajari dan coba terapkan,” katanya.

Ia juga menyoroti kerjasama Pemkab Malang dengan industri seperti PT. Semen Indonesia sebagai contoh kolaborasi efektif. Kunjungan ini menegaskan posisi Kabupaten Malang sebagai laboratorium inovasi pengelolaan sampah yang inspiratif bagi daerah lain yang menghadapi tantangan serupa (to/dnv).