INDONESIAONLINE – Seni melukis rokok khas Tulungagung yang dikenal dengan istilah nyethe, benar-benar menarik perhatian peserta lomba di Festival Budaya Banyuurip. 

Di hari ketiga penyelenggaraan, lomba nyethe menjadi daya tarik peserta untuk membuktikan diri sebagai yang terbaik menyalurkan hobi melukis dengan media batang rokok.

Tradisi nyethe sendiri sudah lama dilakukan para pecinta kopi. Nyethe adalah menghias batang rokok dengan cethe atau ampas kopi. Cara ini diyakini akan menambah cita rasa udut (rokok) saat dinyalakan dan dinikmati.

“Berjalan meriah, pemenangnya dapat hadiah hiburan,” kata Nur Hasyim, panitia yang juga Ketua Tulungagung Explorer, Jumat (15/7/2022).

Selain merupakan hobi, nyethe merupakan seni yang menjadi ciri khas kebersamaan para pecinta kopi di kota marmer.

Baca Juga  Truk Angkut Ratusan Anjing, Diduga untuk Daging Konsumsi

“Yang penting kebersamaan, jika tidak diberi wadah, tidak juga diberi tempat untuk mengekpresikan kemampuan melukis rokok maka lama-lama ciri khasnya itu akan hilang,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Desa Banyuurip Sugiyatno mengaku senang dengan penyelenggaraan Festival Budaya yang telah berjalan tiga hari ini.

“Semua potensi kita wadahi, ini ikhtiar kita untuk melakukan pelestarian budaya sekaligus memberikan wahana kreativitas bagi warga kami dan bahkan dari mana saja,” tuturnya.

Selain seni dan budaya, yang tampil di ajang Festival Budaya Banyuurip ini adalah kegiatan religi.

“Ada gebyar sholawat juga, bahkan untuk kesehatan juga dilaksanakan senam massal dan hiburan lain,” ungkapnya.

Agenda yang sudah menjadi kegiatan tahunan ini dimaksudkan untuk membuka pasar rakyat yang dua tahun terpuruk akibat adanya pandemi Covid-19.

Baca Juga  Kapolsek Kumpulkan Para Ketua Bela Diri Se-Kecamatan Karanganyar Ngawi

“Kita harapkan kegiatan lima hari ini dapat menggerakkan ekonomi masyarakat terutama pedagang kecil,” pungkasnya.