INDONESIAONLINE – Pemerintah Israel telah menyepakati gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza, Palestina. Dalam kesempatan itu, genjatan senjata akan dilakukan selama empat hari.
“Malam ini, pemerintah telah menyetujui garis besar tahap pertama untuk mencapai tujuan ini, yang menyatakan bahwa setidaknya 50 sandera- perempuan dan anak-anak-akan dibebaskan selama empat hari. Dan selama itu akan diadakan jeda dalam pertempuran. Pembebasan setiap sepuluh sandera tambahan akan mengakibatkan jeda satu hari tambahan,” kata pemerintah Israel dalam sebuah pernyataan dilansir Al Jazeera, Rabu (22/11/2023).
“Pemerintah Israel [tentara Israel] dan dinas keamanan akan melanjutkan perang untuk memulangkan semua sandera, menyelesaikan pemberantasan Hamas dan memastikan bahwa tidak akan ada ancaman baru terhadap negara Israel dari Gaza,” imbuh pernyataan itu.
Sebelumnya, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
“Kami hampir mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata,” kata Haniyeh dalam pernyataan yang diposting di Telegram seperti dikutip Al-Arabiya dan AFP, Selasa (21/11/2023).
Para perunding telah berupaya untuk mencapai kesepakatan yang memungkinkan pembebasan sekitar 240 sandera, yang sebagian besar adalah warga Israel. Sandera itu diculik oleh Hamas dalam serangan pada 7 Oktober, serangan paling mematikan terhadap Israel dalam sejarahnya.
Negosiasi intensif yang dimediasi oleh Qatar, tempat kantor politik Hamas dan Haniyeh bermarkas, telah berlangsung.
Perdana menteri Qatar sebelumnya mengatakan pada hari Minggu lalu bahwa kesepakatan untuk membebaskan beberapa sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara bergantung pada masalah-masalah praktis yang “kecil”.
Pada hari Senin (20/11), Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dia yakin kesepakatan untuk membebaskan para sandera sudah dekat. “Saya yakin begitu,” kata Biden ketika ditanya apakah kesepakatan soal penyanderaan sudah dekat. (mut/hel)