Jatim Jadi Gerbang Emas Perdagangan Indonesia-Rusia: Era Baru di Jalur Sutra Maritim

Jatim Jadi Gerbang Emas Perdagangan Indonesia-Rusia: Era Baru di Jalur Sutra Maritim
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Vladimir Putin saat deklarasi kemitraan strategis dalam hubungan dagang antara Indonesia dan Rusia (Ist)

Indonesia dan Rusia perkuat kemitraan strategis. Jawa Timur, dengan Pelabuhan Tanjung Perak, diproyeksikan jadi hub perdagangan utama. Temukan peluang baru produk Indonesia di pasar Rusia.

INDONESIAONLINE – Hubungan dagang antara Indonesia dan Rusia baru saja menapaki fase historis. Deklarasi Kemitraan Strategis yang diteken langsung oleh Presiden Vladimir Putin dan Presiden RI Prabowo Subianto, pada 19 Juni 2025, bukan sekadar penanda persahabatan, melainkan janji atas koridor ekonomi baru yang ambisius.

Di balik momentum diplomatik ini, Jawa Timur (Jatim) mencuat sebagai pionir strategis, digadang-gadang memegang kunci sebagai gerbang utama perdagangan dua negara adidaya yang kian bersekutu.

Majapahit Ru: Katalisator Konektivitas Surabaya-Vladivostok

Inisiatif ini diwujudkan melalui program Majapahit Ru LLC, sebuah entitas yang secara spesifik dirancang untuk mengakselerasi kolaborasi ekonomi Indonesia-Rusia. Fokus utama Majapahit Ru tertuju pada Jawa Timur, sebuah pilihan yang beralasan kuat.

Provinsi ini menjadi rumah bagi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, pelabuhan terbesar kedua di Indonesia yang selama ini telah menjadi urat nadi logistik nasional dan internasional.

“Jawa Timur diproyeksikan menjadi kota kembar bagi wilayah Primorsky, Rusia. Kerja sama pelabuhan Surabaya dengan Vladivostok akan membuka jalur baru distribusi barang, sekaligus meningkatkan efisiensi arus kargo kedua negara,” ungkap juru bicara Majapahit Ru, sebagaimana dikutip dari primamedia.ru.

Ini bukan sekadar wacana, melainkan visi konkret tentang koridor maritim baru yang akan mengubah peta perdagangan.

Produk Unggulan Indonesia Menuju Pasar Rusia

Indonesia telah lama dikenal sebagai gudang produk berkualitas tinggi yang kini semakin diminati pasar Rusia. Daftar komoditasnya pun beragam, mulai dari furnitur, kopi premium, teh, cokelat olahan, tekstil, alas kaki, kosmetik, farmasi, hingga produk kimia, dan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang kualitasnya telah teruji.

Pengiriman perdana via jalur laut dijadwalkan tiba di Vladivostok pada November 2025. Tak hanya laut, distribusi cepat untuk produk prioritas juga akan memanfaatkan jalur udara via Moskow, memastikan produk-produk Indonesia menjangkau konsumen Rusia dengan lebih efisien.

Uji coba pengiriman awal telah menunjukkan hasil menjanjikan, dengan pembayaran jasa logistik dan perdagangan luar negeri mencapai sekitar 9 juta rubel per bulan hanya dari dua kontrak yang berjalan. Angka ini diperkirakan akan melonjak seiring bertambahnya kesepakatan dagang baru yang mengalir melalui Jawa Timur.

Majapahit Ru tak hanya fokus pada logistik. Mereka juga membuka pintu lebar bagi distributor, jaringan ritel, hingga perusahaan forwarder untuk bersama-sama memperluas penetrasi produk Indonesia di Rusia.

Produk kosmetik diproyeksikan menjadi lini pertama yang akan membanjiri pasar, disusul produk makanan dan minuman, serta berbagai merek unggulan dari industri kreatif Indonesia yang kaya akan inovasi.

BRICS dan Kemitraan Strategis: Dekolonisasi Ekonomi Indonesia

Bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS sejak Januari 2025, yang kemudian diikuti oleh deklarasi kemitraan strategis dengan Rusia pada Juni 2025, adalah sebuah game-changer. Ini dinilai sebagai momentum emas untuk memperkuat kedaulatan perdagangan Indonesia, membebaskan diri dari bayang-bayang hambatan dagang yang kerap dipaksakan oleh Eropa sejak era 1960-an.

Kini, melalui jalur Surabaya–Vladivostok, peluang emas terbuka lebar bagi Jawa Timur untuk benar-benar menjadi episentrum perdagangan Indonesia–Rusia.

“Vladivostok adalah pintu gerbang Rusia ke Asia. Surabaya akan menjadi mitra strategis dalam membuka jalur emas perdagangan ini,” tegas perwakilan Majapahit Ru.

Kolaborasi ini melampaui sekadar pertukaran barang; ia adalah fondasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di kedua negara, khususnya masyarakat Jawa Timur yang kini menjadi garda depan dalam perumusan ulang peta perdagangan internasional.

Ini adalah awal dari sebuah era baru, di mana Indonesia, melalui Jawa Timur, mengukir peran dominannya di panggung global yang semakin multipolar (mbm/dnv).