Beranda

Jejak Film Tertua di Dunia: Dari Roundhay Garden Scene hingga Passage de Venus

Jejak Film Tertua di Dunia: Dari Roundhay Garden Scene hingga Passage de Venus
Roundhay Garden Scene merupkaan film tertua di dunia (Ist)

INDONESIAONLINE – Dalam kajian sejarah perfilman, perburuan akan “film tertua di dunia” seringkali memunculkan beberapa kandidat yang menarik, masing-masing dengan klaim dan karakteristik uniknya. Namun, satu nama yang paling sering disebut dan diakui secara luas sebagai pionir adalah “Roundhay Garden Scene”.

Rekaman berdurasi sangat singkat ini, hanya sekitar 2,11 detik, diyakini dibuat pada 14 Oktober 1888 di Roundhay, Leeds, Inggris.

Film ini menampilkan empat orang – Adolphe Le Prince, Sarah Whitley (ibu mertua Le Prince), Joseph Whitley, dan Harriet Hartley – berjalan dan tertawa santai di sebuah taman. Simplicity-nya berbanding terbalik dengan signifikansi historisnya.

Ia direkam menggunakan kamera lensa tunggal Le Prince dan dianggap sebagai salah satu contoh paling awal dari perekaman gambar bergerak yang utuh.

Namun, sebelum “Roundhay Garden Scene” menjadi terkenal, eksperimen visual yang menangkap gerakan sudah ada. Salah satu yang sering disebut adalah “Passage de Venus”. Diperkirakan dibuat sekitar tahun 1874, karya ini menampilkan momen transit planet Venus di depan Matahari.

Meskipun mendahului “Roundhay Garden Scene” secara waktu, “Passage de Venus” lebih tepat digambarkan sebagai serangkaian gambar diam yang diambil secara berurutan dan kemudian disusun untuk menunjukkan pergerakan terbatas. Ini adalah perintis fotografi serial, bukan sinematografi dalam arti modern.

Kandidat penting lainnya dalam perdebatan ini adalah karya pionir asal Inggris, William Friese-Greene. Ia dikenal dengan eksperimen awalnya dalam merekam gambar bergerak pada film seluloid.

Salah satu karyanya, “Traffic in Piccadilly” dari tahun 1890, sering disebut sebagai salah satu film paling awal yang direkam di jalanan, menampilkan lalu lintas di London. Meskipun datang sedikit lebih lambat dari “Roundhay Garden Scene”, karya Friese-Greene juga merupakan bagian krusial dari evolusi teknologi sinema, menunjukkan upaya merekam adegan yang lebih kompleks di ruang publik.

Selain itu, ada pula karya-karya dari penemu dan fotografer Amerika, seperti Eadweard Muybridge. Serial fotografi gerakan terkenalnya, seperti “Sallie Gardner at a Gallop” (sering disebut “The Horse in Motion”) dari tahun 1878, adalah contoh monumental dari fotografi berkecepatan tinggi yang menangkap fase-fase pergerakan secara terpisah.

Muybridge menggunakan serangkaian kamera untuk membuktikan kuda mengangkat keempat kakinya saat berlari. Karyanya sangat memengaruhi pemahaman ilmiah tentang gerakan dan menginspirasi para penemu gambar bergerak lainnya, meskipun karyanya sendiri masih berupa serangkaian gambar diam yang ditampilkan secara cepat (misalnya menggunakan zoopraxiscope) untuk menciptakan ilusi gerakan.

Meskipun nama-nama seperti Muybridge dan Friese-Greene memberikan kontribusi teknologi dan artistik yang tak ternilai, “Roundhay Garden Scene” dari Louis Le Prince (anak Adolphe yang kemudian mengklaim penemuan ayahnya) tetap memegang tempat istimewa dalam sejarah karena merupakan salah satu contoh paling awal dari rekaman gambar bergerak yang bertujuan merekam adegan kehidupan nyata dengan cara yang menyerupai film seperti yang kita pahami saat ini.

Kelangkaan materi awal dan hilangnya banyak catatan membuat penentuan “film tertua” menjadi subjek diskusi di kalangan sejarawan.

Terlepas dari perdebatan teknis dan kronologis yang rumit, karya-karya seperti “Roundhay Garden Scene”, “Passage de Venus”, “Traffic in Piccadilly”, dan eksperimen Muybridge adalah bukti tak terbantahkan dari semangat inovasi yang mendorong penemuan sinema. Mereka adalah jendela berharga yang memungkinkan kita mengintip ke masa-masa awal ketika gagasan merekam dan memproyeksikan gerakan manusia dan dunia di sekitar kita masih merupakan mimpi yang perlahan menjadi kenyataan.

Exit mobile version