Mengenal Miriam Adelson, sosok di balik kerajaan judi dan kasino senilai US$33,5 miliar. Dari karier dokter hingga pewaris takhta Las Vegas Sands, kisahnya mengungkap perpaduan tak lazim antara filantropi dan bisnis hiburan dewasa. Simak perjalanan dan pengaruhnya di kancah global.
INDONESIAONLINE – Miriam Adelson, seorang wanita kelahiran Israel, kini mendominasi daftar orang terkaya di industri judi dan kasino global, sebuah sektor yang kerap dianggap kontroversial di berbagai belahan dunia.
Menurut laporan World’s Billionaire List 2025 dan data Forbes terbaru per Oktober 2025, kekayaan bersihnya mencapai US$33,5 miliar (sekitar Rp555,4 triliun), menempatkannya di posisi ke-58 orang terkaya dunia. Angka ini menjadikannya salah satu wanita terkaya di planet ini, mengendalikan lebih dari separuh saham kerajaan judi yang terdaftar di Bursa Efek New York, dengan kepemilikan kasino ikonik di Singapura dan Makau.
Sebelum reputasinya sebagai “ratu judi dunia” melejit, Miriam Adelson memiliki latar belakang yang sangat berbeda: seorang dokter. Lulusan Sackler Medical School, Tel Aviv University, ia bahkan memanfaatkan keilmuannya di bidang kesehatan.
Bersama mendiang suaminya, Sheldon Adelson—miliarder dan mantan CEO Las Vegas Sands—ia mendirikan Klinik Sheldon G. Adelson. Klinik ini berfokus pada penanganan kecanduan, termasuk perjudian dan internet, menggunakan pendekatan medis dan zat Opioid untuk mengatasi ketergantungan.
“Latar belakang medis Miriam Adelson memberikan dimensi unik pada kisah suksesnya. Meskipun terlibat dalam industri yang berpotensi memicu kecanduan, ia juga mendedikasikan sebagian hidupnya untuk membantu mereka yang berjuang melawannya,” ujar Dr. Ani Widya, seorang sosiolog ekonomi yang mengamati fenomena filantropi di kalangan miliarder.
“Ini menunjukkan kompleksitas moral dan etika dalam lingkaran kekayaan super,” lanjutnya.
Warisan dan Ekspansi Global
Karier Miriam Adelson di dunia judi tidak dimulai dari nol. Ia mewarisi sebagian besar kekayaannya dari sang suami, Sheldon Adelson, yang wafat pada tahun 2021. Sheldon Adelson adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di industri kasino global, membangun Las Vegas Sands menjadi konglomerat raksasa.
Setelah kematian suaminya, Miriam Adelson mengambil alih kendali dan terus mengembangkan bisnis keluarga, memperluas jejak kasino mereka di pusat-pusat perjudian utama seperti Makau dan Singapura.
Data dari Statista menunjukkan, industri kasino dan perjudian global diproyeksikan mencapai nilai pasar lebih dari US$674 miliar pada tahun 2025, dengan Asia-Pasifik menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat.
Kehadiran Las Vegas Sands di Makau, yang sering disebut sebagai “Las Vegas dari Timur,” dan Marina Bay Sands di Singapura, menempatkan Miriam Adelson di garis depan pertumbuhan sektor ini.
Pengaruh Politik dan Filantropi Lintas Benua
Miriam Adelson tidak hanya dikenal karena kekayaannya, tetapi juga karena pengaruh politik dan kegiatan filantropisnya. Ia adalah salah satu penyumbang dana terbesar bagi kampanye Donald Trump pada tahun 2016 dan 2020, yang memainkan peran penting dalam keberhasilan Trump meraih kursi kepresidenan Amerika Serikat.
Di luar AS, Adelson juga mengalihkan fokus filantropinya ke Israel dan komunitas Yahudi. Ia merupakan donor utama bagi penerbitan surat kabar Israel Hayom yang berpengaruh, serta mendukung berbagai kegiatan filantropis di negara kelahirannya. Komitmennya ini mencerminkan ikatan kuatnya dengan identitas dan warisan budaya Israel.
“Miriam Adelson adalah contoh klasik dari bagaimana kekayaan dapat diterjemahkan menjadi kekuatan politik dan pengaruh global,” kata Dr. Hassanudin, seorang analis geopolitik.
“Kemampuannya untuk mendanai kampanye politik di AS dan mendukung entitas media di Israel menunjukkan jangkauan luas dari kepentingannya,” imbuhnya.
Dengan perpaduan unik antara latar belakang medis, warisan bisnis, dan keterlibatan politik-filantropis, Miriam Adelson terus menjadi salah satu tokoh paling menarik dan berpengaruh di kancah global. Kisahnya membuktikan bahwa jalan menuju kekayaan dan kekuasaan dapat ditempuh melalui jalur yang tak terduga, bahkan jika itu berarti merangkul industri yang di satu sisi memberikan hiburan, namun di sisi lain menimbulkan dilema etis.













