INDONESIAONLINE – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI turut menanggapi soal pelajar Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masuk jam 5 subuh. Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa dari aturan itu, yang penting adalah jam tidur anak cukup. Yakni minimal delapan jam. Lebih lanjut dr Siti menyebut, waktu tidur juga berpengaruh penting terhadap kesehatan siswa. Termasuk fungsi kognitif pelajar selama di sekolah.

“Yang perlu diperhatikan selama jumlah jam tidur cukup minimal delapan jam terpenuhi dan anak sarapan, (silakan)” terang dr Nadia, dikutip Detikcom, Minggu (5/3/2023). 

Di sisi lain, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso SpA (K) juga mengungkapkan hal serupa. Menurut dr Piprim, asalkan kebutuhan tidur anak tercukupi, tak masalah dibiasakan sekolah sedini mungkin. 

“Pada anak, yang penting kualitas tidurnya cukup 7-8 jam, katakan jam 8 malam tidur dan bangun jam 4, itu tidurnya cukup. Tapi anak SMA sekarang itu bisa nggak tidur jam 8 malam?” tanya dr Piprim. 

“Jadi prinsipnya adalah cukup nggak kualitas dan kuantitas tidurnya. Kalau cukup, nggak ada masalah sebelumnya, sebenarnya belajar pagi-pagi itu lebih fresh apabila tidurnya cukup,” imbuh dr Piprim.

Sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy juga meminta agar persoalan tersebut tak usah diributkan terlalu serius. Sebab, persoalan pendidikan, menurut Muhadjir, melibatkan, banyak pihak dan banyak kepentingan.  

Baca Juga  Perdana, Kades Banjar Talela Sampang Bagikan 100 Sertifikat Tanah

“Jadi percayakan pada pak Gubernur (Gubernur NTT, Viktor Laiskodat). Pak gubernur kan orang pekerja keras dan punya kemauan betul untuk memajukan rakyat di NTT. Terutama, para generasi mudanya,” ungkap Muhadjir.

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat meminta agar jam masuk sekolah peserta didik setingkat SMA di NTT dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA. Hal itu Viktor sampaikan dalam agenda pertemuan bersama kepala sekolah pada Kamis (23/2) lalu.

Instruksi Viktor itu terekam dalam sebuah video viral berdurasi 1 menit 43 detik yang beredar di media sosial. Viktor terlihat berbicara di forum kepala sekolah yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi.

Awalnya Viktor mengatakan bahwa anak harus dibiasakan bangun pukul 04.00 WITA. Kemudian ia menghitung estimasi persiapan selama setengah jam, dan setengah jam berikutnya waktu berangkat sekolah. Dengan demikian, peserta didik setingkat SMA diharapkan mampu tiba di sekolah pukul 05.00 WITA.

Viktor mengatakan salah satu pertimbangannya, rata-rata anak SMA paling malam tidur pukul 22.00 WITA, sehingga menurutnya waktu tidur enam jam sudah cukup bagi para siswa.

Baca Juga  LTN-NU Bersama Smartfren Community Malang Gelar STAR, Ini Tiga Juaranya

Selain itu, Viktor mengatakan budaya masuk sekolah lebih pagi bertujuan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik. Ia pun meyakini kebijakan baru ini akan terasa berat bagi peserta didik maupun pengajar, namun menurut Viktor harus ada pengorbanan sebelum melakukan perubahan.

Lantas, Viktor kembali mengklarifikasi usulan tersebut. Ia mengatakan hanya dua Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menerapkan jam masuk sekolah pukul 05.00 WITA.

Menurut Viktor, dua sekolah tersebut yakni SMA 1 dan SMA 6. Dua sekolah itu diklaim memiliki kemampuan dan sanggup menerapkan aturan baru dalam mencetak siswa unggulan.

“Pertama SMA 1, siap-siap anak-anak SMA 1 kalau tidak kuat tarik pulang sudah, karena ini jalan terus kecuali saya berhenti September nanti, pasti bisa dibatalkan,” kata Viktor dalam video yang diunggah di akun Instagram @viktorbungtilulaiskodat. 

“Kedua SMA 6, dua (sekolah) ini akan berjalan terus (masuk) jam lima pagi,” ujarnya melanjutkan.

Viktor mempersilakan para orang tua yang ingin mendorong anak-anaknya sekolah di dua SMA tersebut. Menurutnya, para siswa di sekolah tersebut akan disiapkan menjadi pemimpin masa depan.

“Yang tidak mau, tidak dipaksa. monggo geser kas keluar ame sang dia (geser ke sekolah lain),” katanya.