Kenang Dua Tahun Tragedi Kanjuruhan, Mahasiswa FIB UB Gelar Pameran Seni

Kenang Dua Tahun Tragedi Kanjuruhan, Mahasiswa FIB UB Gelar Pameran Seni
Pameran Seni Tragedi Kanjuruhan kembali digelar kedua kalinya dalam upaya merawat kenangan atas terjadinya tragedi kelam 1 Oktober 2022 (io)

INDONESIAONLINE – Dua tahun berlalu, memori pilu Tragedi Kanjuruhan masih membekas di benak masyarakat, khususnya Aremania. Berbagai cara dilakukan untuk terus merawat ingatan atas tragedi kelam 1 Oktober 2022 tersebut, salah satunya melalui pameran karya seni.

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) kembali menggelar pameran seni bertajuk “Kanjuruhan” pada 26 September – 1 Oktober 2024. Pameran yang menampilkan puluhan karya dari mahasiswa FIB UB ini dihelat di Galeri SAC FIB UB.

Ketua Pelaksana Pameran, Muhammad Febbyzio Damoesya, mengatakan bahwa pameran tahun ini merupakan yang kedua kalinya. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pameran kali ini telah masuk dalam program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB UB.

“Tahun lalu pameran ini belum masuk program BEM, sementara tahun ini sudah,” ujarnya saat ditemui di sela pameran.

Zio, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa sekitar 30-40 karya dengan berbagai jenis ditampilkan dalam pameran ini. Panitia sebelumnya telah membuka submisi karya untuk umum dan melakukan kurasi terhadap karya yang masuk.

Menariknya, karya yang ditampilkan tidak hanya berasal dari Malang, namun juga dari berbagai daerah lain, seperti Solo, Tulungagung, Semarang, bahkan dari mahasiswa Universitas Indonesia (UI).

“Dari segi konsep, kurang lebih sama dengan tahun kemarin. Untuk karyanya, kita open submission secara umum. Selain dari Malang, ada juga yang mengirim dari Solo, Tulungagung, Semarang, dan mahasiswa kampus seperti UI,” terangnya.

Beragam jenis karya seni ditampilkan dalam pameran ini, di antaranya ilustrasi digital, lukisan, karya sastra, dan tulisan jurnalistik.

“Ada juga infografis tentang perjalanan kasus hukum Tragedi Kanjuruhan selama dua tahun ini. Bongkahan bangunan bagian gate kita dapatkan dari JSKK (Jaringan Solidaritas Keluarga Korban). Lalu ada fotografi untuk menggambarkan betapa tragisnya tragedi yang terjadi. Ini menjadi cara masyarakat umum dalam merepresentasikan perasaan mereka,” tambah Zio.

Tidak hanya pameran karya seni, rangkaian kegiatan lain juga digelar untuk memperingati dua tahun Tragedi Kanjuruhan, seperti diskusi umum serta kontemplasi dan doa bersama.

Zio menyebutkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Yayasan Keadilan Tragedi Kanjuruhan (YKTK) dan mengundang perwakilan keluarga korban untuk hadir dalam diskusi.

Melalui pameran ini, Zio berharap agar Tragedi Kanjuruhan yang belum sepenuhnya tuntas dapat terus diingat dan menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

“Misi pameran masih sama, yaitu menjaga memori tragedi ini. Bagi kami, ini belum usai dan belum tuntas sepenuhnya. Melalui pameran, kami ingin memberikan gambaran mengenai tragedi ini kepada para pengunjung,” pungkasnya (pl/dnv).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *