INDONESIAONLINE – Kisah diawali dengan adanya seorang pemuda yang lahir namun tidak mengetahui ayah dan ibunya.
Kisah ini diceritakan oleh akun @histoiretime.
Ia adalah Jualibib. Dari namanya saja sudah tergambarkan bahwa sanya pemuda tersebut memiliki ciri fisik yang kerdil dan pendek.
Jualibib memiliki wajah yang terkesan sangar, tubuhnya pendek, bungkuk, kulitnya hitam, dan fakir. Pakaian yang ia pakai lusuh, kainnya usang, kakinya pecah-pecah dan tidak beralas.
Jualibib tidak memiliki rumah untuk berteduh. Ia hanya mengandalkan alam untuk bertahan hidup, ia minum lewat air kolam yang diambilnya dengan telapak tangan. Jualibib tidur hanya berbantalkan tangan dan berkasurkan pasir dan juga kerikil.
Jualibib memiliki tampilan fisik dan keseharian yang lusuh. Hal itulah yang menjadikan Jualibib tidak memiliki teman atau orang yang dekat dengannya.
Semua orang tidak ada yang tahu dan tidak ingin tahu mengenai seorang Jualibib. Menurut masyarakat Madinah, orang yang tidak memiliki nasab dan suku merupakan sebuah aib yang sangat besar.
Meski demikian, Jualibib mendapatkan sebuah hidayah dari Allah SWT yakni berupa tidak ada satu orang pun yang bisa mengganggu Jualibib.
Pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW menghampiri Jualibib. Nabi lalu bertanya kepada Jualibib mengapa dirinya tidak menikah.
Jualibib lalu menjawab pertanyaan Rasulullah, Jualibib berkata tidak ada satu orangpilun yang mau menikahkan putrinya dengannya.
Dari perbincangan singkat itu, terjadilah pelemparan senyum satu sama lain. Keesokan harinya, Rasullah kembali datang mengunjungi Jualibib. Rasulullah pun kembali melontarkan pertanyaan yang sama seperti sebelumnya. Dan jawaban Jualibib juga sama seperti sebelumnya. Pertanyaan yang sama itu dilontarkan Rasulullah hingga tiga kali kepada Jualibib.
Lalu pada hari ketiga, Rasulullah memegang tangan Jualibib dan membawanya ke salah satu rumah pemimpin Anshar.
Rasulullah lalu menyampaikan niatnya untuk menikahkan Jualibib dengan putri pemimpin Anshar tersebut.
Mendengar pernyataan itu, pemilik rumah tersenyum lebar karena mengira Rasulullah lah yang akan menikah dengan putrinya. Namun Rasulullah dengan segera meluruskan bahwa putrinya itu akan dinikahkan dengan pemuda yang ada di sampingnya.
Melihat dan mendengar hal tersebut, pemilik rumah sangat kaget. Ia pun kemudian meminta izin kepada Rasulullah untuk berbincang dengan istrinya terlebih dahulu.
Perdebatan tidak berlangsung lama karena sang putri yang menanyakan siapa sosok yang memintanya itu. Ayah dan ibunya lalu menjelaskan kepada putrinya itu.
Mendengar penjelasan orang tuanya, putrinya lalu berkata “apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah yang meminta, maka tiada akan membawa kehancuran dan kerugian bagiku”.
Mendengar ucapan putri pemimpin Anshar tersebut, Rasulullah lalu mendoakannya. Maka benarlah doa Rasulullah. Kebersamaan keduanya di dunia tidak lama. Keduanya lebih pantas menghuni Surga dari pada hidup di dunia yang tidak bersahabat dengannya.
Pada saat selesai perang, Rasulullah bertanya kepada para sahabat apakah mereka kehilangan seseorang.
Dengan kompak para sahabat berkata tidak. Pertanyaan itu lalu dilontarkan kembali oleh Rasulullah dengan wajah yang merah bersemu.
Para sahabat lalu menjawabnya dengan rasa was-was. Rasulullah lalu meminta para sahabat mencari seseorang yang ia cari.
Maka orang yang dicari Rasulullah ditemukan dalam keadaan terbunuh dengan luka di sekujur tubuhnya. Di sampingnya, terdapat tujuh jasad musuh yang telah ia bunuh. Lalu Rasulullah mengkafani pemuda tersebut dengan tangannya sendiri.
Rasulullah lalu menshalatkan dan mendoakan dia. “Ya Allah, dia adalah bagian dari ku, dan diriku adalah bagian darinya”.
Dia akhir hayatnya, Jualibib meninggal dalam keadaan syahid karena membantu jihad Rasulullah dan para sahabatnya.