Beranda

Kisah Misterius Supiyati: 119 Benda Tajam Penuhi Tubuhnya

Ilustrasi kasus Supiyati yang tubuhnya dipenuhi benda tajam dan membuat dokter bedah angkat tangan (Ist)

INDONESIAONLINE – Pada tahun 2012, Indonesia dihebohkan dengan kasus Supiyati, seorang wanita dari Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, yang tubuhnya dipenuhi dengan paku, jarum, dan kawat. Total benda tajam yang ditemukan di tubuhnya mencapai 119 buah.

Dokter bedah dr. Sagiran, melalui video YouTube RJL 5-Fajar Aditya, menceritakan pengalamannya mengoperasi Supiyati.

Awalnya, Sagiran merasa heran ketika diberitahu perawat tentang pasien yang datang dengan tubuh penuh dengan benda-benda tajam tersebut. Hal ini tidak lazim karena bukan kasus tetanus biasa, melainkan kasus penyakit non medis.

“Saat saya sebagai dokter melihat pasien dengan kasus non medis, saya merasa tidak logis. Namun, karena itu terjadi di hadapan saya, saya memutuskan untuk mengoperasi. Namun, yang membuat saya semakin bingung, setelah operasi paku terus muncul, dan ini berulang terus,” ungkap Sagiran.

Menurutnya, walaupun ada penyakit jiwa yang membuat seseorang memasukkan benda asing ke dalam tubuhnya, namun kasus Supiyati tidak seperti itu. Supiyati datang ke UGD dalam kondisi pingsan dan tidak sadar akan memasukkan benda-benda tersebut ke dalam tubuhnya.

“Lebih dari 30 hari pasien tidak sadarkan diri. Saat benda asing masuk ke dalam tubuh, pasien akan dikendalikan oleh kekuatan lain. Tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana benda-benda itu masuk ke dalam tubuh Supiyati,” tambahnya.

Setelah operasi pertama berhasil mengeluarkan 72 paku, tubuh Supiyati kembali dipenuhi paku, bahkan saat luka bekas operasi ditutup perban, paku masih muncul dari dalam tubuhnya. Ini membuat Sagiran yakin bahwa kasus ini terkait dengan santet atau sihir.

Setelah upaya medis tidak berhasil, Sagiran memutuskan untuk melakukan rukyah pada Supiyati. Setelah lebih dari 30 hari, Supiyati dinyatakan sembuh dan dapat menjalani aktivitas ibadah kembali.

Kasus Supiyati menjadi perbincangan dan perhatian karena keanehan yang terjadi, namun juga menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, penanganan medis tidak selalu dapat menjelaskan sepenuhnya fenomena yang terjadi pada tubuh manusia (bn/dnv).

Exit mobile version